Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikmati Touring 100-K Bandung-Garut Bersama Paguyuban Pensiunan yang Mengasyikan

26 Februari 2020   20:17 Diperbarui: 27 Februari 2020   05:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi, Kebun Mawar Situhapa

Aku mengambil gelas plastik yang ditaruh berjejer di sampingnya lalu mengisinya dengan bajigur panas untuk menghangatkan tubuh. Sementara yang lain banyak yang langsung menyerbu meja makan, tidak tahan dengan perut yang sudah melipat menahan lapar sejak sepulang dari taman bunga.

Menu makan siang itu "aku banget" pikirku. Sayur lodeh, tempe bacem, karedok, baby nila goreng garing, sambal tomat dan lalab rebusan: labu siam, pare, dan kubis. Aku menaruh gelas bajigur yang baru separuh diminum lalu mengambil piring nasi.

Sehabis makan sebagian duduk di ruang tengah menghadap keyboard, sebagian yang lain mengobrol di teras depan, sisanya di teras belakang mengantuk. Peserta yang lebih duluan makan yang hobi bernyanyi dan berjoged tanpa harus disuruh-suruh langsung bernyanyi dan berjoged.

Sebagian yang masuk ke perut sudah habis dicerna. Apa yang harus dikhawatirkan? Sebelum pukul 5 sore kami kembali ke Bandung. Kabin Toyota Hiace yang tadi pagi beberapa kursinya kosong sore itu disesaki beberapa ikat petai, beberapa kantung alpukat dan plastik-plastik besar isi dorokdok. Biasanya sepulang piknik itu selalu dihantui tagihan kartu kredit, sore itu kekhawatiran itu tidak ada. 

Seikat petai yang tersipu-sipu, alpukat dengan senyum simpulnya serta dorokdok yang tak ada malu tertawa terbahak-bahak selama perjalanan pulang, kesemuanya menyadari kemampuan kami orang pensiunan. Mereka dengan bijak tak berani menguras dompet. Aku baru percaya bahwa cukup dengan 100 ribu bisa rekreasi sehari penuh. Penuh bahagia. 

Tak kalah dengan piknik dengan biaya jutaan ditambah meninggalkan tagihan kartu kredit. Uang dan kekayaan mungkin hanya boleh dimiliki segelintir orang saja, tetapi kebahagiaan -kalau mau, milik semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun