Maka setiap Sabtu sore suasana kampung padat di tengah-tengah kota menjadi meriah. Pedagang sayur, beragam jajanan, pakaian dan mainan anak-anak tumpah ruah di jalanan sempit itu.
Warga terpaksa harus menahan diri untuk tidak menggunakan mobil keluar dan masuk ke lingkungan pemukiman itu selama periode itu. Tidak ada jalan akternatif. Atau ini satu isyarat agar warga tak harus menggunakan mobil untuk bepergian. Cukup berjalan kaki, jauh lebih sehat. Kita bisa bertatap muka, saling sapa, dan saling menyentuh pundak dengan sesama warga. Tentram, seperti serombongan semut yang merayap dari dua arah, di di dinding.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!