Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kartu Nama, Apa yang Diberikan Kepada Orang Lain Akan Kembali

28 Januari 2020   06:31 Diperbarui: 26 Februari 2020   07:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore hari setelah kas tutup kuambil cepuk kartu nama itu dari laci lalu ku timang-timang di atas meja kerjaku. Bersamaan dengan itu Lamijan -penjaga malam merangkap pramubhakti menghampiriku sambil menyapu lantai di sekitar meja kerja. Lajang lulusan SMEA itu bernasib kurang mujur. Idealnya ia bekerja sebagai pegawai bank seperti pegawai lain di unit kerjaku -selain aku, yang kesemuanya lulusan SMTA. 

Penampilan pun tidak kalah dari pegawai yang lain, memakai kemeja polos dan bersepatu kulit hitam bertali. Sebagaimana kepada pegawai yang lain Lamijan pun dipanggil  "Pak Mantri" oleh nasabah, panggilan yang lajim untuk pegawai bank di desa. Lebih-lebih badannya tegap dengan tinggi 173 cm, ia pun pandai bergaul pula.

"Kartu namanya bagus, Pak!" kata Lamijan menoleh ke arahku  sambil memegang gagang sapu.

"Iya, dicetak di kota." jawabku.

"Keren Pak!" sambungnya lagi sambil mengacungkan jempol. "Iya Pak, dengan begitu Bapak akan lebih mudah dikenal nanti. Jangan seperti deskman yang dulu, ia tidak punya kartu nama, nasabah tidak ada yang mengenal namanya. Beberapa yang datang ke bank bahkan memanggilnya dengan sebutan 'Pak Mantri raine ambak', hahaha...!" ia ketawa ngakak.

Hidungku rasanya mengembang dipuji demikian.

"Boleh, saya minta satu Pak! Biar saya simpan di dompet menemani uang recehan, hehe" sambil mendekatiku.

"Oh, silakan."

Satu lembar kartu nama berpindah tempat untuk yang pertama kalinya.

Selanjutnya hari-hari berlalu seperti biasa, matahari terbit dari timur terbenam di sebelah barat. Hari ini sudah menginjak minggu pertama dalam bulan Januari. Hanya beberapa hari saja tahun yang berganti dengan tahun baru, tetapi di desa penggantian tahun tidak berbeda dengan pergantian hari. Hujan turun hampir tiap hari sejak hujan pertama di pertengahan Oktober tahun lalu. 

Seperti sore ini, hujan yang turun sejak habis dzuhur menyisakan rintik yang tak habis-habisnya. Layanan kas sudah berakhir pekerjaanku tinggal merekap pembukuan hari ini dilanjutkan membuat neraca harian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun