Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Pengajar

Dekolonisasi ruang hidup sejak dari dalam pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andika pada Nomen Est Omen

8 September 2025   23:25 Diperbarui: 8 September 2025   23:25 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andika dan Om Marno (doc/pri. Iin Emil)

Beberapa level kehidupan ditandai dengan penamaan dan kesepakatan. Andika adalah penamaan sekaligus penanda salah satu level seluruh kehidupan kami dalam keluarga.

Saya ingat ma In, kakak sulung kami sejak tahun 2005 memberi nama hampir seluruh perabotannya dengan satu inisial yaitu Andika. Ketika ditanya apa arti Andika, ma in menjawab kami dengan "itu inisial dari nama Andreas Monika, disingkat Andika" jelas ma in. Inisial itu adalah gabungan dari nama kedua orang tua kami.

Orang tua kami adalah penanda nilai kesederhanaan, kematangan, tanggungjawab, dan tentu saja kerja keras.  Di hampir kebanyakan keluarga dengan ciri  orang tua seperti ini, mudah saja menjadikan mereka idola.

Ketika ma in menuliskan seluruh perabotannya dengan nama itu, ia tidak hanya sekedar memberi nama, ada kesepakatan tak terlihat dan ketubuhan pengalaman dengan Andika, Andreas dan Monika. Bapa Andreas yang pendiam dan pekerja keras, dan mama Monika yang gercep mendukung dibelakang.

Dari ide tentang nilai yang ditangkap lalu menjadi nama yang disepakati atas  sosok tubuh tertentu. Andika kemudian dipilih menjadi nama bagi anak sulung ma in dan bapa Doni. Sekaligus menjadi Awal mula tanda kami dipanggil sebagai om dan Tanta, opa dan Oma. Ketika Andika hadir di tengah keluarga, kami masing-masing menyandang gelar' baru, tantangan juga harapan baru.

Andika dan Ma In  (Doc/pri. Ma In)
Andika dan Ma In  (Doc/pri. Ma In)

Kegembiraan adalah perasaan paling dominan yang kami semua rasakan saat  mengetahui bahwa Andika lahir. Saya tiba-tiba ingat pepatah tua Latin, Nomen est omen, orang Romawi kuno meyakini bahwa nama mempunyai daya magisnya tersendiri. Oleh sebab itu orang tua dalam tradisi Romawi selalu memilih nama yang baik dan makna positif untuk anak-anak mereka.

Bahkan di dunia masa kini yang serba digital ini, ketika hidup kerap diukur dari ekonomi, daya magis nama tetap melekat pada branding nama komoditas tertentu. Nama punya tempat tertentu sekaligus harapan akan hasil yang baik.

Meskipun tak ada bukti ilmiah  hubungan  antara nama dan hasil, minimal pemberian nama adalah gambaran harapan. Ia muncul tepat dalam alam bawah sadar. Saya kadang membayangkan bahwa 

Andika dan keluarganya (Doc/Pri. Om Fancy)
Andika dan keluarganya (Doc/Pri. Om Fancy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun