Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bagaimana Mengajari Anak Memasuki Ragam Pengetahuan di Museum?

13 Juli 2022   12:37 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:38 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javier dan replika Stegodon di Museum Provinsi NTT/ Dokumentasi pribadi

Pertanyaan Javier di awal spot display ini menjadi jembatan menemukan beberapa temuan menarik.

Pertanyaan Javier spontan langsung saya jawab dengan membuat pembanding sederhana, "Otak  Javi, Om Marno dan Tante in adalah yang ini, " sambil menunjuk gambar penampang otak manusia modern. 

"Dengan otak sebesar ini kita membuat handphone, membuat pesawat, membuat gedung sebesar ini." 

Saya berusaha mendekatkan pengalaman Javier dengan apa yang selalu ia lihat dan pakai setiap hari. 

"Sedangkan otak yang ini," sambil menunjuk penampang otak homo Florensis, "Mereka masih hidup dengan bantuan alat sederhana misalnya kapak lonjong atau beliung persegi," sambil menunjuk koleksi batuan kapak yang ada di pojok kiri display homo Florensiensis.

Bersama Javier memahami pelayaran Magellan di Museum Prov. NTT, Kupang/ Dokumentasi pribadi
Bersama Javier memahami pelayaran Magellan di Museum Prov. NTT, Kupang/ Dokumentasi pribadi

Pertanyaan selanjutnya Anak Usia 7 tahun mudah ditebak. Mereka adalah ahli bertanya ulung. Ia menanyakan seluruh koleksi museum saat melewati spot-spot koleksi museum dengan tema-tema tertentu seperti pelayaran Magellan, perang dunia ke II, kerangka Paus Biru hingga Stegodon. 

Berbagai pertanyaan khas anak-anak dari Javi dapat saya jawab dengan mudah. Saya menemukan hampir semua rujukan jawaban yang bisa disentuh dalam display barang-barang koleksi museum mulai dari Homo Florensis, pelayaran Magellan (dalam rupa pajangan kapal dan bisa dinaiki pengunjung) yang juga menginjak Kupang, perang dunia II yang efeknya terasa hingga ke Kupang, barang-barang hasil budaya masyarakat lokal NTT, kerangka Paus Biru dari kedalaman laut Sawu hingga spot Stegodon.

Entah mengapa saya merasa mudah sekali menjelaskan pada anak usia 7 tahun dengan seluruh materi prasejarah yang bisa dilihat, dirasa, bahkan disentuh. Audio, visual dan gabungan keduanya ditambah dengan material nyata 2, 3 atau 4 dimensi membuat wisata museum menjadi transfer pengetahuan efektif saat itu.

Javier perlahan-lahan menikmati cara kami memasuki ruang pengetahuan museum yang telah ditata dengan baik ini. 

Ia beberapa kali melihat kerangka Homo Floresiensis hingga kerangka fosil Stegodon, melihat gambar penjelasan yang dibuat secara rapi dan menyerap urutan penjelasan yang saya berikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun