Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bagaimana Mengajari Anak Memasuki Ragam Pengetahuan di Museum?

13 Juli 2022   12:37 Diperbarui: 13 Juli 2022   15:38 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javier dan replika Stegodon di Museum Provinsi NTT/ Dokumentasi pribadi

Kali kedua datang ke museum, membuat kami sudah dikenal beberapa petugas yang memilih untuk tidak memandu karena tugas itu sudah ditunaikan dalam kunjungan perdana. 

Kesempatan itu membuat saya lebih leluasa untuk melatih diri bagaimana cara memandu anak-anak.

Saat memasuki museum Provinsi, NTT di kota Kupang, pengunjung akan langsung disuguhi oleh fosil yang nyaris lengkap dari homo Floresiensis, atau lebih dikenal sebagai manusia Hobbit, manusia kerdil dari Liang Bua Manggarai.

Penemuan fosil manusia purba di situs Liang Bua, Flores tahun 2003, menjadi temuan spektakuler sekaligus menggemparkan dunia Arkeolog dan ilmu pengetahuan (Misteri Manusia Kerdil dari Flores, Kompas.com, 26 Februari 2013). 

Temuan ini sekaligus memantapkan posisi penting sejumlah arkeolog Indonesia di mata dunia. Salah satunya peneliti dan arkeolog  bernama Rokus Due Awe, asal Bajawa, Flores, NTT. Foto beliau di pajang tepat pada spot masuk museum tentang manusia Hobbit ini.

Javier menyimak penjelasan tentang Hobbit dari Liang Bua/ Dokumentasi pribadi
Javier menyimak penjelasan tentang Hobbit dari Liang Bua/ Dokumentasi pribadi
Display museum di bagian depan ini bagi saya punya makna tersendiri. Secara tersirat spot pertama menggambarkan sebuah narasi politis. 

Narasi tentang pentingnya cerita penggalian dan penemuan Homo Floresiensis untuk dunia pengetahuan secara umum dan  museum provinsi NTT secara khusus. 

Di sana sumbangan kerja arkeolog Indonesia di NTT membantu melengkapi cerita besar. Sebuah alternatif jawaban atas teka-teki masyur dan filosofis sekaligus universal tentang dari mana asal manusia?

Tafsiran yang muncul di kepala saya saat itu antara lain, kemungkinan para pengelola museum hendak mengatakan bahwa museum ini adalah kerja para arkeolog serta peneliti dari NTT untuk Indonesia dan seluruh masyarakat dunia.

Saat mengagumi kerja intelektual para arkeolog di spot paling depan ini, tiba-tiba kami dikejutkan oleh pertanyaan Javier kecil. 

"Foto gumpalan apa yang ada di atas itu Om Marno?" Celetuk Javier antusias sambil menunjuk foto deretan perbandingan penampang otak Homo Floresiensis dan penampang otak manusia modern. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun