Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekuasaan dan Permainan Bahasa: Membicarakan Penderitaan 1965

2 Oktober 2021   23:42 Diperbarui: 3 Oktober 2021   06:08 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan simpatisan PKI (Historia.id)

Siapa yang menciptakan kekuasaan? Salah satu jawabannya adalah tradisi.

 Tradisi dalam masyarakat menciptakan sistem-sistem tertentu dan salah satu sistem itu adalah kekuasaan.

 Jürgen Habermas, pada tahun  1960-an mendebat Hans-Georg Gadamer dalam tulisannya tentang hermeneutika (Paul Budi Kleden, Membongkar Derita, Maumere:Ledalero, 2006, hlm 71 ).

 Habermas tidak setuju dengan pernyataan Gadamer sang filsuf. Ada dua hal yang ditekankan oleh Gadamer dan ditentang Habermas. 

Pertama pernyataan Gadamer tentang bahasa yang terikat pada pemaknaan atau interpretasi manusia.

 Kedua pada saat yang sama pemaknaan itu terikat pada sebuah tradisi yang dihidupi dalam masyarakat. 

Hal ini dengan sendirinya menjadikan manusia tidak akan pernah terbebas dari tradisi.

 Mustahil manusia dapat membongkar sebuah tradisi secara menyeluruh. Pembongkaran tradisi secara menyeluruh berarti membongkar beragam makna yang terkandung didalamnya. 

Padahal rujukan hidup manusia berasal dari berbagai makna yang telah ada di masyarakat.  

Bagi Habermas jika ini yang terjadi, maka manusia tidak memiliki kekuatan untuk merekonstruksi sebuah sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun