Aliansi CBT dan MBSR disebut Terapi Kognitif Berbasis Mindfulness (Mindfulness-Based Cognitive Therapy) atau MBCT, dan penelitian menunjukkan bahwa MBCT sangat efektif, terutama dalam mengurangi kekambuhan depresi.
MBCT bekerja dengan membantu orang-orang untuk memahami apa itu depresi, apa yang membuat mereka rentan terhadap spiral suasana hati, dan alasan mereka terjebak di dasar sebuah spiral.
Ini memberi orang-orang kesadaran yang lebih besar tentang tubuh mereka sendiri, sehingga mereka bisa melihat tanda-tanda depresi yang akan datang. Melalui mindfulness, mereka bisa melihat suasana hati mereka menurun, melawan kecenderungan, dan memulihkan rasa harga diri.
Banyak praktisi MBCT juga menyadari bahwa mindfulness tidak hanya untuk orang sakit, tetapi bisa bermanfaat bagi siapa saja yang mengalami kesulitan mengatasi kebutuhan-kebutuhan tanpa henti dari kehidupan modern.
Mindfulness memiliki potensi besar untuk membantu orang-orang membangun ketahanan pada periode-periode penting dalam hidup mereka, misalnya memiliki bayi, berjuang dengan keseimbangan hidup-kerja, atau mengatasi penuaan.
Sukses Klinis
MBCT telah terbukti mengurangi separuh kekambuhan depresi pada para pasien yang telah menderita 3 atau lebih episode depresi.
Fleksibilitas terhadap ACT
Sementara MBSR dan MBCT menggunakan bentuk meditasi sebagai keterampilan mindfulness inti mereka, sebuah terapi baru, yaitu Terapi Penerimaan dan Komitmen (Acceptance and Commitment Therapy) atau ACT, yang berfokus pada 3 keterampilan mental: defusi, penerimaan, dan kontak dengan di sini dan sekarang.
Dipelopori oleh psikolog AS Steven C. Hayes, ACT membantu orang-orang mencapai fleksibilitas psikologis, kemampuan untuk berada pada momen sekarang ini, dengan kesadaran dan keterbukaan, dan mengambil tindakan yang dipandu oleh nilai-nilai mereka.
Kepustakaan
1. Anneley, Mike, Mindfulness for Health and Wellbeing: Modern Therapies, Practical Mindfulness Book, Future Publishing Limited, London, UK, hlm. 24-26.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 11 September 2021
Johan Japardi
