Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangun 1 Jam Lebih Awal untuk Mencegah Depresi

5 September 2021   19:06 Diperbarui: 5 September 2021   19:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asosiasi Psikiatrik Amerika (American Psychiatric Association) mendefinisikan depresi (gangguan depresi mayor) sebagai penyakit medis yang umum dan serius yang secara negatif mempengaruhi perasaan Anda, cara Anda berpikir dan bagaimana Anda bertindak. Untungnya, depresi bisa diobati.

Depresi menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah Anda nikmati. Ini bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik dan bisa menurunkan kemampuan Anda untuk berfungsi di tempat kerja maupun di rumah.

Gejala-gejala Depresi 
Gejala-gejala depresi bisa bervariasi dari yang ringan hingga berat dan bisa meliputi:
- Merasa sedih atau memiliki suasana hati yang tertekan.
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang pernah dinikmati.
- Perubahan nafsu makan, penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak terkait dengan diet.
- Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
- Kehilangan energi atau peningkatan kelelahan.
- Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya, ketidakmampuan untuk duduk diam, mondar-mandir, meremas-remas tangan) atau gerakan atau bicara yang melambat (tindakan ini harus cukup parah untuk bisa teramati oleh orang lain).
- Merasa tidak berharga atau bersalah.
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan.
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

Gejala-gejala harus berlangsung setidaknya 2 minggu dan harus mewakili perubahan tingkat fungsi Anda sebelumnya untuk didiagnosis sebagai depresi.

Depresi Berbeda dari Kesedihan atau Dukacita/Kehilangan
Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan atau berakhirnya suatu hubungan adalah pengalaman yang sulit bagi seseorang untuk ditanggung. Wajar jika perasaan sedih atau dukacita muncul sebagai respons terhadap situasi seperti itu.

Mereka yang mengalami kehilangan sering kali menggambarkan diri mereka sebagai "depresi."

Tetapi menjadi sedih tidak sama dengan mengalami depresi. Proses berdukacita adalah alami dan unik untuk setiap individu dan memiliki beberapa ciri depresi yang sama. Baik kesedihan maupun depresi mungkin melibatkan kesedihan yang intens dan penarikan diri dari aktivitas biasa.

Ada beberapa perbedaan penting:
1. Dalam kesedihan, perasaan menyakitkan datang dalam gelombang-gelombang, sering bercampur dengan kenangan positif dari almarhum. Pada depresi berat, suasana hati dan/atau minat (kesenangan) menurun selama hampir 2 minggu.

2. Dalam kesedihan, harga diri biasanya dipertahankan. Dalam depresi berat, perasaan tidak berharga dan membenci diri sendiri sering terjadi.

3. Dalam kesedihan, pikiran tentang kematian mungkin muncul ketika memikirkan atau berfantasi tentang "bergabung" dengan orang yang dicintai yang telah meninggal. Dalam depresi berat, pikiran terfokus untuk mengakhiri hidup karena merasa tidak berharga atau tidak layak hidup atau tidak mampu mengatasi rasa sakit akibat depresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun