Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Kesombongan

10 Juni 2021   07:08 Diperbarui: 10 Juni 2021   07:27 6860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.azquotes.com

*Susunan saya balikkan agar ritmik.

Buta baru celik (Menjadi sombong karena beroleh kekayaan atau pangkat dsb).

Atau: Seperti gadis jolong bersubang, bujang jolong bekerja (Sangat berlagak atau sombong, karena baru saja menjadi kaya, berpangkat tinggi, dsb.)

Kata Jeremy Taylor: He that is proud of riches is a fool, for if he is exalted above his neighbors because he has more gold, how much inferior is he to a gold mine (Seseorang yang sombong dengan kekayaannya adalah orang bodoh, karena jika dia ditinggikan di atas tetangganya karena dia memiliki lebih banyak emas, betapa rendahnyalah dia dibanding sebuah tambang emas).

Akibat kesombongan ditunjukkan oleh peribahasa: Gajah mati karena gadingnya, harimau mati karena belangnya, kesturi mati karena baunya, kuang mati karena bunyinya; rusa karena mati tanduknya (Orang yang mendapat bencana, kecelakaan, kebinasaan karena memperlihatkan keunggulan, kesombongan, kemegahan, kata-kata, dan tabiatnya sendiri).

Penyebab Kesombongan

Jeremy Taylor juga mengatakan: To be proud of learning is the greatest ignorance (Sombong karena pembelajaran adalah kebodohan terbesar). Pembelajaran di sini maksudnya merasa pintar.

Apa? Orang pintar juga bisa jadi sombong? Ya. Jadi, apa pilihannya?

Orang pintar bisa menjadi sombong karena merasa banyak yang dia ketahui, orang arif memilih untuk rendahhati karena merasa tak ada lagi yang perlu dia ketahui (dan hanya membagikan kearifannya kepada orang lain).

Kesimpulannya, kalau tidak eling lan waspada, kesombongan bisa menghinggapi diri siapa saja, entah orang miskin, kaya, bodoh, atau pintar, dsb. Waspadalah dan ariflah.

Masih banyak peribahasa lain terkait sombong dan rendahhati, tinggal kita cari.

Jonggol, 10 Juni 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun