Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Logika Belajar Apa Saja

9 April 2021   13:00 Diperbarui: 30 April 2021   05:18 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Saya membuat sebuah analogi dari ucapan para audiofil, "Jika sistem loudspeaker Anda sudah cukup canggih, dan Anda masih tidak puas dengan bunyinya, perbaikilah.............. telinga Anda." Analogi yang saya maksud adalah "Jika Anda merasa Anda berjalan di tempat dengan kemampuan berbicara bahasa asing Anda, perbaiki dulu pendengaran Anda." Tertibkan dulu cara pengucapan Anda dalam bahasa Indonesia sendiri. Saya akan menayangkan artikel saya yang membahas tentang hal ini.

3. Bawa kamus sendiri ke mana-mana.
Kamus? Ya, kamus itu adalah orang asing yang Anda temui. Anda tidak mesti selalu memeriksa kamus aktual atau buku-buku lain untuk mencari makna sebuah kata. "Kata" tersebut cukup Anda ganti dengan "ini," misalnya mancis (korek api) menjadi "ini" dalam bahasa baru yang sedang Anda pelajari.

Beberapa contoh:
Bayangkan Anda sedang belajar bahasa Indonesia.
"Ini bahasa Indonesianya apa?"
Kuasailah cara mengucapkan kalimat sakti ini. Kamus (orang yang Anda tanya) dengan segera memberitahu Anda: "mancis."

Dalam bahasa lain:
Melayu Tanjungbalai Asahan: "Ini apo bahaso Tanjungbalenyo?"
Jawa: "Iki boso Jowone opo?"
Batak: "Ai aha do hata Batak ni bonda on?"
Inggris: "How do you say this in English?"
Jerman: "Wie sagt man dies auf Deutsch?"
Jepang: "Kore wa nihongo de nan to desu ka?"
Italia: "Come si dice questo in Italiano?"
Tamil: "Adhai inta thamizhil eppadi solluveergal?"

Kalimat ini dalam banyak bahasa bisa dilihat di laman Poliglot. Laman ini sudah tersedia dalam versi bahasa Indonesia.
(Terlebih dulu terjemahkan kata "ini" ke dalam bahasa yang sedang Anda pelajari)

4. Banyak berlatih dengan sukacita
Dalam dunia persilatan, yang paling ditakuti bukan 10.000 jurus yang masing-masing dilatih 1 kali, tapi 1 jurus yang dilatih 10.000 kali (maksudnya sampai mahir).

Tentang hal ini ada ceritanya dalam cersil Jin Yong, Shediao Yingxiongzhuan (Kisah Pendekar Pemanah Burung Rajawali), ketika Guo Jing masih baru menguasai jurus pertama dari Xianglong shibazhang (18 Tapak Penakluk Naga), dan film Bollywood Chandni Chowk to China, ketika Sidhu, yang diperankan oleh Akshay Kumar  berhasil mengembangkan satu jurus sakti berdasar kelebihan pribadi yang sehari-harinya mengangkat dan memindahkan berkarung-karung kentang. Dengan hanya satu jurus ini dia bisa mengalahkan Gordon Liu.

Sebagai penutup, karena belajar bahasa adalah bagian dari pembelajaran  dan pembelajaran selalu melibatkan kegiatan menghafal, saya mau share beberapa ihwal berikut, yang telah diaplikasikan selama bertahun-tahun oleh putri saya:

1. Jam belajar yang tertib
Putri saya (namanya Putri Natalia) saya belikan HP setelah dia di SMP dan sebelumnya Putri sudah punya kebiasaan membaca (sekarang Putri sudah memiliki 500 buku lebih dalam perpustakaan pribadinya). Putri menetapkan sendiri jam belajarnya setiap hari pada pukul 18.00 s/d 22.00. Dalam jam belajar ini, siapa pun yang mengontak dia tidak dia ladeni, kecuali saya sendiri.

Manusia adalah makhluk kebiasaan dan kebiasaan bisa diubah.

2. Selalu mempersiapkan diri untuk hari esok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun