Mohon tunggu...
Joel Invokavit Gultom
Joel Invokavit Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Theologi

Theology is fun!! Mendekatkan diri pada Firman Tuhan akan mendapatkan nikmat yang sangat luar biasa dan tidak ternilai harganya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanggalkan Manusia Lama Serta Kelakuannya

14 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 14 Maret 2023   15:58 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Refleksi Harian, 14 Maret 2023

"Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya" (Kolose 3:9)

Pada dasarnya hidup manusia dipengaruhi oleh dosa dan tidak mampu bangkit melawannya. Iblis telah menggoda manusia agar jatuh kedalam dosa dengan wujud ular. Sejak saat itu, manusia diusir dari Taman Eden dan tidak lagi mampu berhadapan dengan Tuhan Allah. Oleh karena itu, manusia harus memiliki suatu korban persembahan untuk memuji dan memuliakan Allah.

Tetapi Allah tetap setia pada manusia meskipun mereka telah melakukan perbuatan yang hina dihadapannya. Dia memberikan anaknya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita, menjadi korban persembahan dan juruselamat bagi manusia yang percaya kepadanya (Yoh. 3:16). Melalui iman dan percaya, manusia telah dibenarkan dan memperoleh keselamatan yang kekal oleh karenaNya.

Didalam iman dan percaya, dusta atau kemunafikan tidak dapat hidup didalamnya. Hal ini sama dengan Roh dan kedagingan yang tidak dapat hidup secara bersama-sama. Roh merupakan iman percaya pada keselamatan yang diberikan Kristus bagi orang percaya, sedangkan kedagingan adalah nafsu duniawi yang menginginkan segala bentuk kefanahan yang ada dalam dunia.

Rasul Paulus dalam surat Kolose 3:9 mengingatkan kita untuk setia dan tetap pada manusia baru yang telah diberikan Kristus bagi kita. Apabila dusta masih ada diantara kita, maka nafsu kedagingan tidak akan lepas dari dalam hidup kita, yakni seperti: percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, marah, geram, kejahatan, fitnah, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut (ay. 5-8)

Dengan demikian, marilah kita menjaga diri agar tidak terjerat pada dusta dan kemunafikan, sebab melalui hal tersebut, akan membawa kita kedalam sifat-sifat kejahatan yang tidak menyukakan hati Tuhan. Oleh karena itu, dengan setia dan tetap berpegang teguh pada iman dan percaya, kita akan tetap berjalan dan berada pada keselamatan yang telah dijanjikanNya dan terhindar dari segala nafsu dan kejahatan dunia. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun