Nostalgia dengan Cover Buku-buku Lama di Pameran "Sampul Manusia"

SAMPUL MANUSIA. Tajuk sebuah pameran yang berlangsung di Lobi Gedung Kompas Gramedia dan di Bentara Budaya Jakarta. Sebagai rangkaian dari peringatan 50 Tahun Penerbit Gramedia.

Pameran berlangsung dari tanggal 26 Maret-5 April 2024. Mulai pukul 10.00-20.00 WIB. Dalam pameran Sampul Manusia pengunjung bisa melihat perjalanan penerbit Gramedia sejak tahun 1974 sampai tahun 2024.

Ada ribuan sampul buku unik dan menarik terbitan Gramedia. Sampul buku tersebut merupakan sampul dari buku karya penulis-penulis Gramedia. Yang rata-rata mereka merupakan penulis spesialis. Artinya penulis dengan genre tertentu. 

Seperti Mira W dan Marga T yang dikenal dengan novel-novel drama romantis. S Mara Gd dengan novel detektif. Nh. Dini dan Ahmad Tohari dengan novel sastra yang menggelitik.

Hilman dengan novel Lupus. Gol A Gong dengan novel Balada Si Roy. Keduanya penulis novel remaja dengan ciri khas tersendiri. Agus tinus Wibowo dengan tulisan perjalanannya. Serta masih banyak lagi.

Dari ribuan karya penulis Gramedia tersebut, salah satu sampul bukunya pasti ada yang sampul manusia. Adapun yang paling banyak menggunakan sampul manusia adalah Mira W. 

Saya senang membaca karya-karya penulis Gramedia. Dari sekian koleksi buku yang saya miliki, beberapa diantaranya karena terpikat akan keunikan sampul buku. Bahkan dari terpikat sampul bukunya, akhirnya saya terpikat penulisnya.

Karya Ahmad Tohari dengan sampul bukunya yang unik (dok. Denik)

Artinya jadi suka dan candu dengan tulisan si penulis. Contohnya novel Balada Si Roy karya Gol A Gong. Saya mengoleksi novelnya sampai sekarang. Ahmad Tohari dan Nh. Dini. Karya mereka saya koleksi dari buku pertama. 

Begitu dilihat-lihat lagi ternyata keren-keren memang sampul bukunya. Unik gitu loh. Nah, di pameran Sampul Manusia ini saya jadi nostalgia dengan buku-buku lama yang belum sempat saya miliki. 

Saya bersama direct film pendek Rabu yang Bahagia (dok. Denik)

Selain itu, karena saya berkunjungnya di Bentara Budaya Jakarta. Maka usai melihat pameran bisa melipir nonton film pendek dari Jakarta Film Week. Ide cerita ketiga film tersebut unik-unik. 

Hal tersebut tak lepas dari si penulis skenario. Kebetulan saya bertemu dengan penulis dan pembuat film Rabu yang Bahagia. Film tersebut bergenre drama. Wah, mengandung bawang nih. Bikin mewek penonton.