Bagi keturunannya, Mustajab bukan sekadar tokoh publik, tetapi juga sosok keluarga. Cerita-cerita yang diwariskan menghadirkan inspirasi bahwa kepemimpinan adalah amanah, bukan sekadar jabatan. Semangat itu patut diwarisi oleh generasi berikutnya.
Rangkaian Walikota Surabaya
Untuk memahami posisi Mustajab, mari kita lihat konteks kepemimpinan di Surabaya pasca-kemerdekaan (sumber:Â Wikipedia -- Daftar Wali Kota Surabaya):
Daftar ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Mustajab berada di fase awal Surabaya modern, saat kota baru saja bangkit dari turbulensi pasca-kemerdekaan.
Jejak yang Tak Sempat Kutemui
Saya tidak pernah mengenal beliau secara langsung. Eyang Mustajab sudah wafat sebelum ayah saya menikahi ibu saya. Karena itu, sosoknya bagi saya adalah potongan-potongan cerita yang dikisahkan kembali... dari arsip sejarah, dari ingatan keluarga, dari nama yang terpatri dalam gelar Raden yang kini saya sandang. Walau tak pernah bersua, saya merasa seakan tetap terhubung dengan beliau melalui warisan nilai dan jejak kepemimpinan yang ditinggalkannya.
Foto yang Menjadi Saksi
Kini, foto asli beliau sudah sulit ditelusuri keberadaannya. Yang tersisa hanyalah kopiannya, diwariskan dari satu tangan ke tangan lain dalam keluarga. Meski hanya berupa salinan, gambar itu tetap menjadi saksi... pengingat bahwa Surabaya pernah dipimpin oleh seorang Walikota bernama Raden Mustajab, dan bahwa jejak kepemimpinan tidak pernah benar-benar hilang selama masih dijaga dalam ingatan keluarga dan sejarah kota.
Nama yang Diabadikan
Pengabdian Mustajab sebagai Walikota Surabaya tidak berhenti pada masanya. Sebagai bentuk penghormatan, namanya kini diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Surabaya. Setiap papan penunjuk arah yang bertuliskan "Jalan Mustajab" bukan sekadar penanda lokasi... melainkan pengingat bahwa kota ini pernah dipimpin oleh sosok yang berani, tegas, dan penuh dedikasi.
Sejarah Penamaan Jalan Mustajab
Dulunya, jalan ini dikenal dengan nama Ondomohen. Setelah masa kepemimpinannya, pemerintah kota memberi penghormatan dengan mengabadikan nama beliau menjadi Jalan Wali Kota Mustajab. Kini, jalan tersebut menjadi salah satu ruas protokol utama di pusat Surabaya... ramai dilalui warga setiap hari, sekaligus menjaga ingatan kolektif bahwa kota ini pernah dipimpin oleh sosok pionir pembangunan di era pasca-kemerdekaan (Liputan6, Detik).
Refleksi Personal
Sebagai cucu, saya merasa bangga sekaligus tertantang. Bangga karena darah kepemimpinan itu mengalir dalam keluarga kami. Tertantang karena jejak yang ditinggalkan begitu dalam, menuntut kami untuk menjaga nama baik dan melanjutkan semangat pengabdian. Eyang Mustajab telah tiada, namun warisan nilainya tetap hidup... dalam gelar, dalam sejarah, dalam foto-foto, bahkan dalam nama jalan yang setiap hari disebut ribuan orang di Surabaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI