Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Hari Terakhir RCC: Mengafirmasi Asesi, Bukan Menghakimi

29 Juli 2025   12:00 Diperbarui: 29 Juli 2025   00:31 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengarahan oleh Master Asesor Ibu Ratna , Dok. Pribadi Jody Aryono

Saat Hari Terakhir Justru Menjadi Awal Kesadaran

Hari terakhir RCC bukanlah perpisahan. Ia justru menjadi ruang pembuka: ruang di mana kami, para asesor, diminta menanggalkan ego, lalu berdiri sebagai penilai atas perangkat buatan sesama peserta.

Tugas kami sederhana di atas kertas: memvalidasi perangkat asesmen, mengecek kelayakannya berdasarkan prinsip VATM --- Valid, Aktual, Terkini, dan Memadai. Namun di ruang itu, saya sadar... ini bukan hanya soal perangkat. Ini soal tanggung jawab pada martabat profesi. Karena perangkat yang kita loloskan akan digunakan untuk menilai orang lain... manusia lain.

Perangkat Bisa Diperbaiki, Tapi Nilai yang Terluka Tak Selalu Pulih

Kami menelusuri soal demi soal, rubrik demi rubrik, instrumen demi instrumen. Prinsip STAR (Situation, Task, Action, Result) menjadi patokan dalam menilai kedalaman soal. Tapi saat membaca soal-soal itu, saya bertanya diam-diam:

Bagaimana jika saya adalah asesi yang menjawabnya?

Akankah saya merasa dimuliakan... atau diuji sekadar sebagai angka?

Validasi bukan hanya proses teknis. Ia adalah proses etis. Karena ketika kita menyetujui sebuah perangkat, kita sedang menandatangani konsekuensi moralnya.

Tentang Mereka yang Dinilai BK(Belum Kompeten): Apakah Kita Pernah Menjadi Mereka?

Salah satu momen paling menyentuh adalah saat master asesor bertanya,

Pengarahan oleh Master Asesor Ibu Ratna , Dok. Pribadi Jody Aryono
Pengarahan oleh Master Asesor Ibu Ratna , Dok. Pribadi Jody Aryono

Bagaimana Anda menyampaikan hasil Belum Kompeten kepada asesi?

Ruangan hening. Tak ada jawaban teknis yang cukup. Karena ini bukan soal menyampaikan skor, tapi bagaimana menyampaikan kenyataan tanpa melukai. Saya menjawab dengan refleksi dari pengalaman saya langsung saat melakukan asesmen:

"Saya ajak asesi berefleksi. Saya tidak menyalahkan. Saya hanya menunjukkan bahwa ada celah yang masih bisa ia penuhi nanti. Saya tidak ingin ia pulang dengan perasaan gagal --- tapi dengan harapan untuk kembali."

BK bukan vonis. BK adalah titik evaluasi. Dan asesornya... harus cukup manusiawi untuk menyampaikan itu.

Etika yang Tak Ditulis di Modul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun