Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suara Guru Tak Boleh Bungkam: Dari Koding, Ai hingga Amar Ma'ruf Digital

26 Juli 2025   08:00 Diperbarui: 26 Juli 2025   01:08 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa Guru Harus Jadi Penulis?

1. Karena ilmu bukan sekadar disampaikan, tapi diwariskan.
Menulis membuat ilmu yang kita ajarkan hari ini tetap hidup esok hari... bahkan setelah kita pensiun. Lisan bisa hilang, tapi tulisan bertahan.

2. Karena menulis itu mengikat ilmu.
Imam Syafi’i berkata: "Ilmu itu bagaikan hewan buruan, dan menulis adalah tali pengikatnya."
Guru yang menulis akan lebih dalam merenungi materi ajarnya. Ia tidak sekadar mengajar, tapi mendalami.

3. Karena guru adalah saksi zaman.
Setiap hari guru menyaksikan perubahan, tantangan, dan dinamika sosial. Kalau bukan guru yang menulis tentang realita pendidikan, siapa lagi?

4. Karena menulis adalah bentuk perjuangan.
Di tengah arus disinformasi, tulisan guru bisa menjadi penyeimbang nalar publik. Menulis bukan cuma hobi, tapi juga amar ma’ruf nahi munkar dalam bentuk tinta.

5. Karena murid tidak hanya butuh pelajaran, tapi juga keteladanan.
Saat murid tahu gurunya aktif menulis, mereka belajar bahwa ilmu tak berhenti di kelas. Itu akan menginspirasi mereka menjadi pembelajar seumur hidup.

“Tapi Prof... Jika bersuara, kami sebagian  besar ASN dan kami  takut dibungkam...”

Saya jawab:

"Kalau suara itu hanya satu, mungkin bisa ditekan. Tapi jika kita bersuara bersama... siapa yang bisa membungkam nurani para guru?"

Selama tulisan mereka tidak hoax, tidak menyebar kebencian, dan disampaikan dengan niat baik maka menulis adalah bagian dari jihad ilmu. Dan saya percaya, tugas guru tak berhenti di papan tulis... tapi juga menyentuh publik melalui narasi.

Saya juga ajak mereka bergabung ke komunitas penulis, agar tidak sendiri dalam menyuarakan kebenaran. Sebab dalam kebersamaan, akan lahir keberanian dan kekuatan menyuarakan nilai-nilai pendidikan dan moral bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun