Mohon tunggu...
Jodian Suki
Jodian Suki Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keberhasilan Mahasiswa Membutuhkan Perjuangan

28 Mei 2015   12:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

( Study komparatif mahasiswa di Jawa dan di Daerah)

Oleh : Jodian A. Suki

Dibalik segala kemajuan, kesuksesan dan kejayaan tersimpan banyak rahasia. Salah satu rahasia itu adalah peran orang-orang yang tak henti bergerak, bahkan memaximalkan kemampuan otaknya. Dan tak mustahil kehidupan/keadaan seperti ini tidak dirasakan mahasiswa yang berprestasi. Namun demikian tidak jarang juga ditemukan banyak mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya akibat karena tidak bergerak memaximalkan kemampuan otaknya.

Seorang Psikologis William James dengan konsepnya tentang "Arus Pikiran", pernah berkata bahwa kebanyakan orang hanya menggunakan kurang dari 10% potensi otaknya. Bahkan para ahli psikologis sekarang mempunyai pendapat yang lebih mengejutkan lagi. Menurut mereka pendapat William James itu terlalu tinggi. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya orang yang gagal itu karena kebanyakan orang hanya menggunakan kurang dari 2% potensi otak mereka. Manusia justru tidak menggunakan sebagaian besar kemampuan otaknya. Orang yang kurang menggunakan potensi otaknya akan selalu menunggu kapan kesempatan datang dan ternyata bahwa kesempatan itu sudah terlebih dahulu diraih oleh mereka yang mau bergerak, berpikir dan melatih otaknya. Mungkin keengganan berpikir dan menggunakan kemampuan otak inilah yang menyebabkan kita terjebak dalam masalah keterlambatan penyelesaian studi bahkan kegagalan sementara orang lain maju dengan cepat.

Kalau membandingkan Mahasiswa di Jawa dengan kita yang kuliah di daerah (seperti Rote), kebanyakan mereka lebih berpikir maju dan cepat menyelesaikan studi dibandingkan dengan keadaan kita yang kadang-kadang lebih santai, enggan berusaha dan tidak mau berpikir bagaimana kuliah dengan lebih baik, strategi apa yang harus dilakukan agar maju, pengetahuan dan ketrampilan apa yang perlu dimiliki untuk mengembangkan diri. Kita yang adalah kelompok intelektualiatas muda dan calon pemimpin di masa datang, yang berada di daerah yang terkategori belum maju ini, terlalu sering bertopengkan dengan "keadaan kemiskinan/kekurangan kita, dan menunggu waktu anugerah "sehingga kurang berusaha. Kita hanya mengagung - agungkan atau memaklumi keadaan, padahal alasan sebenarnya adalah kemalasan kita berpikir dan bergerak.

Menurut Prof.Dr. Anwar Arifin (Harian Fajar, 19 September 1992) membagi tipe-tipe mahasiswa sebagai berikut :

Mahasiswa kutu buku ; Adalah mahasiswa yang berusaha untuk memperoleh pemahaman secara teoritis lewat membaca tetapi tampak keterikatan dalam mengaplikasikannya dan biasanya dalam perkuliahan secara teori mendapat nilai bagus. Namun ketika berada ditengah masyarakat daya adaptasinya agak lambat karena kurang beraktifitas.

Mahasiswa Aktivis ; Mahasiswa yang padat aktivitasnya dalam organisasi kemahasiswaan/kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Kadangkala disibukan dengan kegiatan-kegiatan menyebabkan terlambat dalam penyelesaian studi bahkan dalam perkuliahan secara teori mendapat nilai rendah. Namun ketika berada ditengah masyarakat daya adaptasinya cepat.

Masyarakat yang kutu buku, juga aktivis ; Mahasiswa yang senantiasa rajin membaca buku dan aktif kuliah, namun tidak mengabaiakan pengembanagan dirinya lewat organisasi dan kegiatan ketrampilan lainnya; ada pengimbangan dalam belajar, kemauan mengaplikasikan teori - teori tersebut dalam kegiatan pelayanannya bahkan berbagai masalah sosial yang ditemui dalam aktivitasnya mendorong untuk mempelajarinya.

Mahasiswa yang tidak kutu buku dan tidak juga aktivis ; Mahasiswa yang pasrah pada nasib, jika ada kesempatan untuk ikut dalam suatu kegiatan yang telah dipikirkan oleh orang lain...ya, ikut. Tidak ada kreasi untuk mengembangkan diri. Tidak juga aktif kegiatan organisasi, tidak juga begitu rajin menulis atau membaca.

Melihat tipe-tipe mahasiswa yang disebut diatas, maka tipe mahasiswa yang ideal untuk memenuhi harapan masyarakat adalah mahasiswa yang kutu buku dan juga kativis. Oleh karena itu aktivitas mahasiswa dipelbagai organisasi kemahasiswaan/kepemudaan baik intra maupun ekstra haruslah didukung termasuk pengembangan prestasi akademik yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun