Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh rahmat, berkah dan ampunan dari Allah SWT bagi umat muslim di dunia. Hal tersebut berkaitan dengan diwajibkannya ibadah puasa pada Bulan Ramadhan dan merupakan Rukun Islam ketiga bagi umat Islam. Orang yang telah dewasa, sehat, berakal dan tidak memiliki halangan untuk berpuasa (seperti haid pada wanita), diwajibkan untuk berpuasa. Hal tersebut seperti tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Pada perkembangannya, orang telah banyak menyadari bahwa puasa tidak hanya terbatas pada menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu saja, namun juga berusaha diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Hal-hal tersebut erat kaitannya dengan ibadah umat Islam yang biasanya dilakukan pada Bulan Ramadhan. Konsep ibadah yang dilakukan umat Islam pada Bulan Ramadhan termasuk dalam jenis ibadah mahdhah (hubungan vertikal manusia dengan Allah SWT) dan ibadah ghairu mahdhah atau muamalah (hubungan horizontal antar manusia dengan niat ikhlas karena Allah SWT). Ibadah mahdhah yang biasanya dilakukan pada Bulan Ramadhan diantaranya adalah berpuasa, tadarus Al-Quran dan salat berjamaah. Sementara itu ibadah ghairu mahdhah atau muamalah biasanya diisi dengan mendengarkan ceramah, pesantren Ramadhan, bersedekah maupun menolong orang lain. Kedua jenis ibadah tersebut menjadi hal yang kerap dilakukan oleh umat muslim pada Bulan Ramadhan sebagai bentuk rasa syukur dan untuk mendapatkan rahmat serta ampunan dari Allah SWT. Tanpa disadari, lewat Bulan Ramadhan tersebut sebenarnya Allah SWT telah mengajarkan kita untuk dapat mempererat tali persaudaraan antar umat muslim meskipun ibadah puasa sebenarnya merupakan ibadah yang bersifat private. Ibadah puasa merupakan ibadah yang sebetulnya hanya diketahui oleh pribadi orang yang berpuasa dengan Allah SWT, namun kemudian frekuensinya menyebar hingga mempengaruhi hubungan antara umat muslim secara luas. Hal tersebut dilandasi adanya rasa kebersamaan dalam melaksanakan ibadah dan merupakan momentum untuk memupuk rasa persaudaraan. Mengutip dari KH Anwar Sanusi, “Bulan Ramadhan yang merupakan bulan kasih sayang dapat dijadikan momentum untuk mempererat tali persaudaraan, baik itu ukhuwah islamiah terhadap sesama muslim, ukhuwah wathaniah dengan sesama manusia dan ukhuwah insaniyah sebagai bentuk perdamaian dunia”.
Pada Bulan Ramadhan, kebersamaan terasa tatkala melaksanakan ibadah yang dilaksanakan bersama-sama seperti saat melaksanakan salat tarawih berjamaah. Pada saat sore hingga malam hari, umat muslim meluangkan waktunya untuk mempersiapkan buka puasa dan dilanjutkan pergi ke masjid atau mushala untuk salat berjamaah. Pada kegiatan tersebut terjadilah interaksi antara sesama umat muslim sehingga keakraban dan persaudaraan akan terjalin. Kebersamaan juga dapat dirasakan saat momen berbagi dengan sesama seperti pada kegiatan berbagi takjil untuk masjid/mushala, berbagi makanan berbuka puasa, maupun berbagi sembako bagi yang membutuhkan. Kita dapat merasakan adanya rasa gotong royong untuk membangun tali persaudaraan bersama-sama, dengan latar belakang yang berbeda-beda namun memiliki tujuan yang sama. Oleh sebab itu, kiranya budaya kebersamaan ini dapat dilestarikan tidak hanya saat bulan Ramadhan saja, namun juga pada hari-hari biasa. Tali persaudaraan dapat lebih dipererat tidak hanya oleh sesama muslim saja, namun juga kepada teman-teman yang memiliki latar belakang berbeda. Hal tersebut tentunya untuk memperkuat umat Islam dalam hubungannya dengan sesama muslim maupun sesama manusia dalam berbangsa dan bernegara. Akhir kata, Allah SWT melalui Bulan Ramadhan ternyata telah mengajarkan kita untuk saling berbagi, memberi dan saling berinteraksi sehingga dapat kita jadikan momentum untuk dapat mempererat tali persaudaraan di hari-hari berikutnya. (jpd)
