Mohon tunggu...
Jean Nethania
Jean Nethania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Aktif Program Studi S1 Ilmu Informasi dan Perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Self-Intertaining" dan "Learning" dalam Satu Kegiatan Menonton Film

9 Juni 2022   04:31 Diperbarui: 9 Juni 2022   05:34 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-teman-teman-menonton-film-8263322/

Tanpa kita sadari kebutuhan untuk menghibur diri menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa lepas bagi kita saat ini. Menghibur diri atau self-intertaining sendiri bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan menonton film. Memang bukan suatu rahasia lagi jika menonton film menjadi salah satu jalan keluar dikala suntuk. Melakukan hobi ini sendiri terbilang mudah, kita cukup duduk menonton dan mengikuti alur dari film yang kita tonton. Namun sebenarnya kenapa self-intertaining itu penting? Terlebih lagi, mengapa harus melalui film?

Film sebagai sarana self-intertaining

Menonton film sudah menjadi hal umum bagi kita di zaman ini, sarana menikmatinya pun bermacam-macam. Jika kita lebih suka menonton sekaligus berinteraksi dengan banyak orang, bioskop bisa menjadi jalan keluar. Namun jika kita cenderung "home sweet home person", atau lebih suka menonton film tanpa repot dan hanya sendirian, streaming melalui platform digital menjadi pilihan terbaik. Sayangnya, pada masa puncak pandemi yang lalu, membatasi pecinta film untuk menonton secara langsung di bioskop. Tapi, pembatasan fisik bukan halangan untuk terus menjalankan hobi, sebaliknya menonton film menjadi pilihan hiburan paling diminati dikala pandemi, dengan peralihan menggunakan media streaming. Mengutip dari lipipress.lipi.go.id yang memuat data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), mencatat jika hiburan video daring atau streaming menjadi akses hiburan terbesar di Indonesia dengan presentase 49,3% per tahun 2020.

Kita semua tahu jika masa pandemi Covid-19 kemarin sempat menyebabkan PPKM berkepanjangan selama kurang lebih 1 tahun lamanya. Dalam kurun waktu tersebut pelajar maupun pekerja terpaksa harus melanjutkan pendidikan dan bekerja dari rumah. Dalam kurun waktu yang panjang itu pula, tak jarang membawa rasa bosan, suntuk, hingga burnout. Bagaimana tidak, setiap harinya melakukan kegiatan di satu tempat tertutup yang sama sepanjang hari, dengan interaksi terbatas walau sebagai makhluk sosial. Ditambah pekerjaan yang terasa tak kunjung usai, semua terasa bagaikan tahanan dalam rumah sendiri. Tidak berhenti disana, perasaan cemas, takut, hingga mungkin depresi yang muncul dari bayang-bayang pandemi berkepanjangan, semakin menambah ketidaknyamanan. 

Dimasa tersebut, kesehatan fisik menjadi prioritas setiap orang agar tak tertular Covid-19. Nyatanya kesehatan fisik tidak hanya dijaga sebatas pola makan, vitamin atau olahraga saja. Fisik itu sendiri dipengaruhi oleh keadaan psikis kita yang baik. Keadaan psikis yang dimaksud disini adalah pikiran positif dan rasa bahagia. Dan dari pikiran pun perasaan tersebut, akan mempengaruhi produksi hormon kebahagiaan atau Endorfin. Hormon Endorfin merupakan hormon yang dapat mempengaruhi suasana hati sekaligus sebagai penangkal rasa sakit. 

Secara singkat, kebahagiaan dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Dan cara tercepat untuk mencari kebahagiaan ditengah pandemi adalah dengan coba melepaskan semua pikiran sejenak, dan bersantai dengan sesuatu yang dapat menghibur diri. Melihat dari data yang tercatat sebelumnya, mayoritas orang di Indonesia mencoba mempertahankan pikiran positif, dan merelaksasikan diri, dengan mencari penghilang penat sejenak melalui streaming film. 

Walau begitu, terlepas dari kebutuhan daya tahan tubuh pada masa pandemi, rasa bahagia dan pikiran positif tetaplah sangat penting untuk dijaga, kapanpun itu. Karena hati dan pikiran adalah sumber penggerak diri. Jika hati dan pikiran kita sehat, maka tubuh kita akan ikut sehat, dan apabila tubuh kita sehat akan mempermudah melakukan dan mencapai banyak hal. Dan ya, tentunya menonton film dapat menjadi salah satu pilihan yang mudah dan terjangkau sebagai sarana hiburan untuk menjaga perasaan bahagia dan positif tersebut.

Film sebagai sarana belajar

Apakah anda pernah melihat dan mendengar quote dibawah ini ?

Hey guys, do you ever seen that really old movie, "Empire Strike Back"?-

-Avangers Civil War

Atau

Do you ever seen this old movie "Aliens"?

-Avangers: Infinity War

Kedua dialog diatas merupakan dialog dari Peter Parker aka Spiderman karakter iconic seri komik dan film superhero Marvel. Peter sendiri dikenal sebagai salah satu karakter terpintar di jagad Marvel, dan juga seorang nerd yang suka menonton film. Terbukti dari kedua dialognya diatas, yang dalam adegan tersebut ia sedang memberikan ide dari refrensi film yang pernah dilihatnya. Dan ide cemerlangnya itu rupanya berhasil dijalankan.

Dari cerita Peter diatas, dapat kita lihat jika menonton film bisa memiliki manfaat tersendiri. Manfaat tersebut bisa kita dapatkan dengan belajar melalui film. Seperti Peter yang mengubah informasi unik dari film sebagai ide atau pengetahuan baru, bukan tidak mungkin kita dapat melakukan hal serupa. Tidak perlu beralasan jika berbeda dengan Peter Parker yang seorang genius, kita bukanlah orang sepintar itu. Nyatanya Peter tahu hal tersebut setelah ia belajar dan mengolah informasi menjadi sesuatu berguna dalam kehidupan nyata, bukan secara tiba-tiba mendapatkannya. Menjelaskan jika siapa saja sebenarnya bisa mendapatkan pengetahuan yang sama.

Dalam Bahasa Inggris, terdapat dua ungkapan untuk belajar, yaitu Learning, dan Studying. Dan belajar yang dimaksud disini ialah learning. Mengutip edudage.com, dijelaskan bahwa ada perbedaan besar dalam arti antara kedua kata tersebut. Studying biasanya dikaitkan dengan pendidikan formal. Kita mendapatkan dasar-dasar berbagai disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah. Di sisi lain, Learning adalah menerapkan pengetahuan yang kita peroleh dalam situasi kehidupan sehari-hari.

Dan berbeda dengan studying, learning biasanya melibatkan pengalaman yang kita dapat. Ada 3 hal yang dilibatkan dalam proses learning, yaitu 

  1.  Pancaindra tubuh: belajar melalui apa yang indra kita rasakan.
  2. Perasaan: belajar akan meresap jika menghargainya.
  3. Keinginan: belajar akan lebih mudah jika memang dikehendaki.

Jika dikaitkan dengan menonton film, ketiga hal tersebut menjadikan menonton film termasuk sebagai sarana belajar atau learning. Dikarenakan menonton kita menggunakan pancaindra berupa pendengaran dan penglihatan. Kedua, dalam menonton film sudah selayaknya kita meresapi dengan perasaan, dan ketiga, karena menonton film datang dari keinginan kita sendiri.

Selain penjelasan diatas, berikut beberapa alasan lain mengapa menonton film dapat dijadikan sarana belajar yang baik, seperti:

  1. Mudah didapat: media streaming online kini banyak digandrungi karena kemudahan dan karena menawarkan berbagai genre film yang dapat diakses darimana saja.
  2. Aspek visual dan audio: Dikutip dari www.scienceabc.com, James Bigelow dan Amy Poremba, melakukan penelitian mengenai aspek mana yang memberi kesan penyimpanan memori jangka panjang atau long-term memory. Peneliti membagi 3 jenis aspek, yaitu audio/suara, adegan/visual, dan taktil/sentuhan. Dan dari studi tersebut, disimpulkan bahwa untuk ketiga modalitas, ingatan visual dan taktil memberi kesan ingatan lebih baik ketimbang daripada pendengaran. Hal ini dapat kita kaitkan dengan menonton film yang memiliki aspek utama visual didalamnya, dibantu dengan aspek audio. Walau ingatan visual sudah cukup memberikan ingatan jangka panjang, adanya audio dapat menambah banyaknya informasi dan memberi "tanda" bagi ingatan menjadi lebih tajam dan baik.
  3. Self-intertaining sekaligus belajar: Berhubungan dengan bagian self-intertaining sebelumnya, diketahui film dapat dijadikan salah satu sarana hiburan, dan disaat yang bersamaan juga dapat dijadikan sarana belajar. Mayoritas orang pasti akan lebih memilih cara yang menyenangkan untuk belajar, dan disinilah film dapat menjadi jalan tengah. Kita dapat bersantai menumbuhkan energi positif, dan juga dapat berkesempatan untuk mengembangkan diri.

Telah dijelaskan mengapa menonton film dapat menjadi pilihan belajar yang menarik. Kita dapat dengan mudah mendapatkannya, dan memanfaatkan waktu menonton sebagai waktu bersantai sambil belajar. Utamanya bagi film yang kita sukai, akan ada kecenderungan ganda untuk lebih mengingat informasi dari film tersebut, dan memperkuat long-term memory yang kita dapat dari cukup menonton.

Dalam prakteknya juga akan memberikan kita beberapa manfaat dari learning melalui film. Beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan, antara lain:

1. Mendapatkan kenalan baru: Tak jarang banyak orang yang mulai berkenalan hingga berteman dimulai dengan ketertarikan yang sama. Semakin banyak film yang kita tonton, semakin luas juga informasi umum yang kita miliki. Hal ini dapat membuka celah untuk kenalan baru yang berawal dari obrolan mengenai minat.  Kenalan baru yang semakin bertambah tentu akan membuat kita belajar membiasakan diri berkomunikasi dengan lebih banyak karakter personal. Semakin banyak orang yang kita kenal pula, semakin banyak hal baru yang mungkin bisa dapatkan dari kenalan baru tersebut.

2. Bahasa dan kebudayaan baru: Kemudahan akses film memungkinkan kita untuk menonton banyak film dari tempat dan bahasa yang baru bagi kita. Hal ini dapat bermanfaat bagi kita yang ingin memperdalam keahlian bahasa maupun pengetahuan tentang kebudayaan dari negara lain. Dari segi bahasa, film dapat menjadi sarana yang tepat, mengingat kita dapat langsung mendengar pengucapan bahasa yang tepat dari Native speaker, sekaligus memaknainya melalui subtitle yang tertera. Hal ini dapat melatih kepekaan akan pengucapan juga. Dilain sisi, kita juga mendapat pengetahuan baru mengenai budaya asing yang lebih mudah dipahami melalui tindakan dalam film, ketimbang hanya dibaca sekilas dalam literatur tertulis.

3. Memotivasi: Film yang baik adalah yang dapat kita ambil intisarinya. Dan salah satu intisari yang terdapat pada film salah satunya adalah motivasi. Tak sedikit film yang menampilkan kisah-kisah inspiratif, yang selain menghibur juga memberi motivasi dan pelajaran kehidupan yang dapat menginspirasi bagi penonton yang belajar dari film tersebut.

4. Meningkatkan minat baca dan pemahaman: Banyak film yang diangkat melalui literatur seperti novel dan biografi seperti Lord of The Rings, Harry Potter, Bumi Manusia dan lainnya. Tak jarang penonton yang tertarik dengan kelanjutan cerita yang tidak atau belum tampil dalam film membaca buku yang sudah lebih dulu terbit. Selain menambah tingkat minat baca, hal tersebut dapat melatih pemahaman dalam untuk menyelaraskan informasi yang dibaca maupun ditonton dalam film. Dan bagi peminat yang membaca bukunya lebih dahulu, film dapat menjadi bentuk visualisasi dari pemahaman yang mereka dapat dari membaca.

5. Daya analisis: Dalam menonton film, kadang kala kita dilatih untuk menjadi seorang yang analistis. Bagaimana kita menangkap informasi dan mengaitkan benang merah yang terdapat dalam film nyatanya membawa kita menjadi seorang pengamat. Dalam mengamati, kita dapat belajar untuk tidak sekedar menonton, namun juga menjadi pemikir cepat yang kritis. Kita dapat mempelajari plot atau arah film, apakah tersusun rapi atau menyisakan pertanyaan diakhir. Kita bahkan dapat menganalisis juga mengenai seni peran, dan sinematografi. Jika dilatih terus menerus akan membiasakan diri kita pada detail atau masalah yang kita temui dalam kehidupan nyata, dan bahkan membawa kita untuk dapat menganalisis jalan keluar dari hal tersebut.

6. Memudahkan pemahaman ide kompleks: Sama hal nya dengan alasan belajar melalui menonton film, ada juga manfaat yang diberikan. Kecenderungan penangkapan informasi lebih cepat dan lebih lama adalah melalui visual, dengan begitu penyampaian ide yang kompleks bisa menjadi lebih mudah dipahami oleh lebih banyak orang. Kita dapat belajar sesuatu yang mungkin sulit kita pahami dari membaca dengan melihat bentuk visualisasi atau film mengenai hal tersebut, misalnya mengenai sejarah, sci-fi, hingga pelajaran formal sekolah.

7. Mengembangkan empati: Merasakan emosi mendalam terhadap orang lain atau biasa disebut empati, sepertinya sudah sering kita lakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tetapi, tak jarang juga kita merasakan empati saat menonton film, dan respon yang tubuh kita berikan misalnya seperti menangis atau marah melihat adegan dalam film tersebut. Dan menurut Dr. Danielle Forshee, LLC, Doktor psikologi dan pekerja sosial klinis, hal tersbut merupakan hal normal untuk merasakan ikatan atau empati terhadap karakter dalam film yang bahkan sebenarnya tidak nyata. Persoalan tidak "nyata" tersebut berkaitan dengan otak tidak mampu memilah manakah kejadian yang nyata atau tidak, otak hanya menangkap perasaan yang ditimbulkan dari apa yang dilihat, yang dijelaskan oleh Jennifer Barnes, asisten profesor psikologi di University of Oklahoma. Dan kenapa hal ini dapat bermanfaat? Karna cukup dengan melihat film, kita dapat belajar mengenai perasaan lebih dalam, dan dari berbagai sudut pandang, kemudian memunculkan empati. Kepekaan empati yang terlatih ini tentu membawa kita lebih berempati dalam peristiwa nyata.

8. Imajinasi yang kaya: Salah tau hal yang dapat kita kembangkan dari menonton film adalah imajinasi. Plot cerita yang menarik, ide-ide baru yang masih segar dari film-film yang kita lihat, dapat membuka celah imajinasi kita menjadi semakin jelas dan berwarna. Pemikiran yang imajinatif dapat membawa kita untuk berpikir lebih luas dan kreatif dalam kehidupan keseharian dan memudahkan memecahkan masalah.

9. Informasi baru: Seperti contoh tokoh Peter Parker diatas, penikmat film bisa mendapatkan berbagai macam informasi atau ide unik dan menarik untuk menjadi pengetahuan umum seperti fakta unik, dan life hack.

Dapat disimpulkan dari semua penjelasan yang tertera diatas, jika banyak manfaat yang dapat kita dapatkan dan pelajari dari menonton film. Di satu sisi lainnya, film dalam menjadi sarana merelaksasikan pikiran untuk menjaganya tetap positif dan bahagia. Seperti melempar satu batu, mendapat dua burung. Menonton film membawa rasa senang sekaligus pengembangan diri dalam satu waktu bersamaan. Seperti ungkapan kita dapat belajar dimana, kapan, dan dari siapa saja. Menerangkan bahwa melalui menonton film pun, terdapat sesuatu yang bisa kita dapatkan dan pelajari.

Refrensi:

-. (2020, August 14). How Movies Cn Improve your Learning Skills. Retrieved from dontstopliving.net: https://dontstopliving.net/how-movies-can-improve-your-learning-skills/

Bella, d. A. (2022, February 18). Mengenal Fungsi Hormon Endorfin dan Cara Memicunya. Retrieved from Alodokter: https://www.alodokter.com/hormon-endorfin-penghilang-stres-dan-pereda-rasa-sakit-alami

Guepra, J. (2021, July 09). Here's Rhe Scientific Reason Behind Your Schitt's Creek Obsession. Retrieved from Elite Daily: https://www.elitedaily.com/entertainment/why-do-i-get-so-attached-tv-shows-experts-explain

Lipipress Administrator. (2021, February 03). Sirkulasi Film Platform Sreaming di Indonesia. Retrieved from Lipipress: https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/sirkulasi-film-platform-streaming-di-indonesia

Niveadha. (2022, January 16). What Do We Remember Better - What We See or Whaat We Hear? Retrieved from Science ABC: https://www.scienceabc.com/humans/what-do-we-remember-better-what-we-see-or-what-we-hear.html#so-which-type-of-memory-is-the-best

Shaun. (2020). Difference Between Studying And Learning (Facts & Ideas). Retrieved from Edugage: https://edugage.com/difference-between-studying-and-learning-facts-ideas/amp/#aoh=16534858772194&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun