Mohon tunggu...
Jn. Aether
Jn. Aether Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Hi, I’m Aether, a single-mother, storyteller, poet, and content writer, who likes to share my ideas over a cup of coffee and tea 🍃☕️. Sometimes, the quietest people have a thousand brilliant ideas in their minds.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja Depok Bobol KAI Access: Waspada Bahaya Social Engineering!

7 Maret 2024   12:22 Diperbarui: 7 Maret 2024   12:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dampak Social Engineering (pexels.com/cottonbro studio)

Kasus seorang remaja Depok yang berhasil membobol aplikasi KAI Access baru-baru ini menggemparkan publik. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa ancaman cybercrime, khususnya social engineering, semakin nyata dan dapat menimpa siapa saja.

Menurut data informasi dari berbagai media, remaja tersebut menggunakan teknik social engineering dengan berpura-pura menjadi petugas KAI. Ia kemudian meminta korban untuk memberikan data pribadi, seperti username dan password akun KAI Access, dengan alasan untuk melakukan verifikasi atau pengecekan. Korban yang tidak curiga kemudian memberikan data pribadinya, dan remaja tersebut berhasil mengakses akun KAI Access korban dan melakukan transaksi.

Apa itu Social Engineering ?
Social engineering adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan oleh pelaku cybercrime untuk memperoleh informasi sensitif, akses ke sistem, atau keuntungan lainnya dari korban. Pelaku memanfaatkan kelemahan manusia seperti kelengahan, rasa percaya, dan keserakahan untuk  melakukan aksinya. Dan berikut beberapa contoh modus operandi social engineering:

  • Phishing: Mengirim email atau pesan yang terlihat seperti berasal dari sumber terpercaya (misalnya bank, perusahaan) untuk menipu korban agar memberikan informasi pribadi.
  • Baiting: Menawarkan sesuatu yang menarik (misalnya hadiah, unduhan gratis) untuk memancing korban agar mengklik tautan berbahaya atau membuka lampiran yang terkontaminasi malware.
  • Quid Pro Quo: Memberikan sesuatu (misalnya hadiah, bantuan) kepada korban sebagai imbalan atas informasi pribadi.
  • Pretexting: Menciptakan skenario palsu untuk mendapatkan kepercayaan korban dan informasi pribadi mereka.

Tips Menghindari Social Engineering
Agar terhindar dari tindakan serupa, dan mencegah hal itu terjadi kedepannya, perlu untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti beberapa langkah praktis sebagai tindakan pencegahan. Beberapa tips yang bisa dilakukan antara lain:

  • Selalu waspada terhadap pihak yang meminta informasi pribadi: Jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal, baik melalui telepon, email, SMS, maupun website.
  • Verifikasi informasi: Selalu periksa kembali informasi yang diberikan oleh pihak yang mengaku dari suatu instansi atau perusahaan. Hubungi langsung instansi atau perusahaan tersebut untuk memastikan kebenarannya.
  • Jangan mudah tergoda dengan tawaran yang menarik: Jika suatu tawaran terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan.
  • Pastikan perangkat lunak dan sistem operasi selalu diperbarui: Pembaruan sering kali menyertakan patch keamanan yang dapat membantu melindungi perangkat Anda dari malware.
  • Gunakan password yang kuat dan unik untuk setiap akun: Hindari menggunakan password yang sama untuk beberapa akun.
  • Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA): 2FA memberikan lapisan keamanan tambahan dengan meminta Anda memasukkan kode verifikasi selain password.

Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Literasi Digital
Kasus remaja Depok menjadi pengingat penting tentang perlunya meningkatkan kesadaran dan literasi digital masyarakat terhadap risiko cybercrime dan social engineering. Dalam konteks ini, kita berharap kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Langkah-langkah seperti edukasi dan sosialisasi tentang bahaya cybercrime serta cara pencegahannya dapat dilakukan di semua lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas umum.

Dengan kasus yang menimpa remaja Depok dan menghadapi bahaya social engineering, kita semua harus lebih sadar akan pentingnya meningkatkan pemahaman dan keahlian digital di tengah masyarakat. Melalui kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas, kita bisa mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Dengan memberikan edukasi yang tepat tentang risiko cybercrime dan bagaimana cara mengatasinya, kita bisa menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan terlindungi untuk semua orang. Mari bersama-sama mengambil langkah untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman cybercrime.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun