Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

(Sekilas Kenangan) Mencari Berita Aktual Melalui Siaran Radio Luar Negeri

7 Desember 2021   06:49 Diperbarui: 25 Desember 2021   02:57 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyiar BBC, London (dokumen pribadi)

Tak cukup hanya itu, setelah saya lulus SMA dan diterima tes untuk melanjutkan studi di Yogyakarta, kebiasaan ini masih berlanjut di tahun 1980 s/d 1990-an. 

Hanya saja yang membedakan, kalau awalnya menggunakan pesawat radio listrik di rumah untuk menerima siaran radio luar negeri, setelah di Yogyakarta menggunakan radio transistor, radio portable.

Bagi saya sendiri, hal yang paling berharga dalam hidup dan kehidupan yaitu data atau info. Memiliki data atau info yang berkualitas (baca: bermakna) tentu akan sangat membantu kehidupan di mana saya berada.

Karenanya pula, mencari berita aktual melalui media alternatif yang sangat terjangkau yakni melalui siaran-siaran radio luar negeri merupakan 'sarapan pagi' dan 'hidangan petang' sebagai penunjang atau pelengkap kebutuhan hidup sehari-hari.

Untuk mengembangkan wawasan lebih luas, bahkan saya juga mengikuti siaran dari Radio Peking (Tiongkok), dan Radio Moscow (Rusia), mengingat semua radio siaran di manapun memiliki kebijakan masing-masing. 

Dengan demikian bisa menjadi pembanding sekalian menambah pengetahuan tentang sejauh mana setiap negara menjalankan kebijakan penyiaran sesuai garis politiknya.

Apalagi mengingat waktu itu pencarian info faktual dan terkini yang perlu segera diketahui melalui media massa di dalam negeri tidak gampang atau sulit diperoleh, terutama untuk kepentingan kajian studi komunikasi di lingkup nasional maupun internasional agar lebih komprehensif.

Hal demikian bisa dimaklumi, mengingat di era tersebut (era orde baru) media massa seperti radio, TV, koran dan sejenisnya di Indonesia hanya boleh menyampaikan info yang baik-baik saja, 'harus menurut pentunjuk bapak' sehingga bilamana ada pemberitaan menyimpang akan kena 'gebuk' dan bisa diganjar 'kartu merah' alias dicabut izinnya. 

Bad news is good news yang sejatinya dalam jurnalisme bermakna sebagai kontrol sosial cenderung 'diharamkan.'

Nah sebagai substitusinya, jika saya saat itu ingin segera mengetahui peristiwa seperti unjuk rasa, demonstrasi atau pemikiran kritis terutama dari kampus-kampus di negeri sendiri harus mencari info aktual melalui sumber radio siaran luar negeri, yang para  wartawan atau reporternya sudah terlatih sehingga disiarkan melalui teknik peliputan yang cenderung banyak sisi (bothside coverage).

Perlu diketahui bahwa medium radio, terutama stasiun yang memancar di gelombang pendek atau short-wave kala itu (sebelum era new media atau internet) - merupakan salah satu sarana paling andal bagi khalayak untuk memeroleh berita-berita aktual, di samping harganya terjangkau, praktis, hampir bisa diakses hingga pelosok terpencil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun