Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rekor Tertinggi Positif Covid-19 di DIY, Perlunya Regulasi Kebencanaan yang Memadai

17 Juni 2021   08:15 Diperbarui: 17 Juni 2021   08:40 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kedua, menyebarluasnya informasi hoaks tentang pandemi Covid-19 terutama melalui media sosial sehingga ketidakmampuan memilah dan memilih informasi yang resmi dan benar telah turut membentuk persepsi mereka. Termasuk masih ditemui kalangan yang menganggap bahwa Covid-19 merupakan konspirasi, dan jika hal demikian masih berlangsung akan turut menghambat pengendaliannya.

Ketiga, benturan kepentingan budaya, kepentingan ekonomi dan kepentingan kesehatan. Budaya dalam hal ini disebut kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat. Kepentingan ekonomi terkait dengan pemenuhan kebutuhan (fisik) manusia untuk meningkatkan taraf hidup terutama di era global.

Di sini kepentingan kesehatan seringkali terabaikan, mobilitas dan interaksi sosial terus saja berlangsung sekaligus memicu penjalaran virus corona. Semakin tinggi mobilitas dan interaksi sosial secara fisik telah terbukti meningkatnya kasus Covid-19.

Keempat, belum optimalnya fungsi teknologi informasi dan komunikasi sehingga transaksi maupun aktivitas di berbagai bidang dan sektor masih berlangsung secara konvensional.  

Kelima, difusi informasi pandemi Covid-19 kurang atau tidak diadopsi. Dalam hal ini, kita semua tentunya mendukung bahwa pemerintah pusat dan daerah sudah berupaya melalui berbagai cara untuk mengomunikasikan (lewat berbagai saluran) tentang ikhwal pandemi -- termasuk regulasi hingga jajaran terbawah, namun efeknya masih sebatas kognitif atau belum banyak menyentuh efek perilaku (behavioral).

Khusus untuk hal ini tentunya difusi informasi tak boleh kendur, mengingat banyak bersentuhan dengan budaya maka penyampaian informasi diharapkan tetap terus berlangsung dan memang harus dilakukan berulang-ulang sekaligus mengedukasi masyarakat luas.

Mudahan istilah new normal ataupun adaptasi kebiasaan baru disertai berbagai contohnya dalam mengantisipasi pandemi Covid-19 secara lambat laun semakin diresapi. Artinya, tidak hanya sebatas diketahui, dimengerti, namun lebih dipahami dan disadari (conscious) dalam wujud aksi nyata.

Lantas, apa yang perlu dilakukan?

Menghadapi situasi dan kondisi pandemi Covid-19 di DIY yang mengkhawatirkan seperti belakangan ini dan mengantisipasi lonjakan kasus yang kemungkinan terjadi di kemudian hari maka beberapa langkah perlu dilakukan, di antaranya:

Ketersediaan bed/tempat tidur atau kapasitas ruangan khusus penanganan Covid-19 serta fasilitas kesehatan lain bagi para pasien mendesak disediakan.

Perlu diketahui bahwa hingga tulisan ini (16/6) disusun ternyata dari 27 rumah sakit rujukan yang tersebar di seluruh DIY tercatat ketersedian bed untuk pasien kritis berjumlah 139 (digunakan 90 bed) dan untuk pasien non-kritis tersedia 802 bed (digunakan 608 bed).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun