Mohon tunggu...
Jingga Lestari
Jingga Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang Gadis yang bermimpi menjadi penulis yang menggugah...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pak Presiden, Jujur Saya Hanya Ingin Menulis Ini...

4 November 2011   06:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanggalan 04 November 2011

Matahari sedang panas-panasnya siang ini, gerah!

Kepada yang terhormat Bapak Presiden,

Assalamu Alaikum wr. wb. Bagaimana kabarnya pak? Jangan sakit yah, sebab jika anda sakit siapa yang akan mengurus bangsa ini? Juga siapa yang akan mengurus album-album lagu bapak, termasuk yang baru rilis itu. Saya ingin menulis beberapa hal tentang Bapak, jujur yang dari dalam hati saya.

Pertama sekali saya ingin mengucap syukur bahwa bangsa Indonesia sekarang ini masih memiliki pemimpin. Bahwa Bangsa Indonesia tidak lagi dijajah oleh bangsa lain, (tapi benarkah kita sudah merdeka???). Bapak Presiden, bisakah bapak menjelaskan bagaimana kemerdekaan itu menurut bapak sendiri? Sudahkah bapak memerdekakan diri bapak juga memerdekakan rakyat bapak? Saya hingga sekarang belum bisa membahasakan dengan sempurna apa sebenarnya kemerdekaan itu?

Kedua, saya ucapkan selamat kepada Bapak mungkin terlambat. Selamat karena bapak berhasil memimpin negara ini dalam dua periode. Tapi bapak, sudahkah bapak memimpin diri bapak sendiri? sudahkah bapak merasa berhasil memimpin keluarga sendiri, atau memimpin anak-anak bapak? Jika sudah, selamat berikutnya akan saya ucapkan kembali. Termasuk jika bapak sudah berhasil memimpin NKRI dengan sukses dan menjamin keselamatan, kesejahteraan, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Yang ini masih dalam tanda "?")


Ketiga, saya kecewa pak!

Kecewa karena hingga sekarang penjajah-penjajah negara kita tercinta ini bukanlah orang lain, bukanlah bangsa lain, melainkan orang-orang kita sendiri. Para KORUPTOR yang memberangus seluruh kekayaan negara kita, saya sedih pak, sangat sedih. Saya ingin marah tapi marahnya saya lupakan saja, sebab dengan marah itu akan menghilangkan akal sehat saya. Saya sedih pak, saya kecewa, mengapa PERSATUAN dan KESATUAN semakin jauh dari bangsa ini.

Bangsa Indonesia sedang dalam keadaan GALAU berkepanjangan. Kemiskinan dimana-mana, pengangguran, kekerasan, pembunuhan, sementara perut-perut orang-orang di sekitar bapak sudah segede GENTONG. Pak tidak bisakah KORUPTOR itu dikubur hidup-hidup saja? Mengapa setiap kasus yang ada kaitannya dengan penggelapan dana selalu mengalami jalan buntu di tengah penyelidikannya? Seolah-olah HUKUM di negara kita tidak punya kekuatan super untuk melawan semua itu. Atau---- Benarkah HUKUM sudah diperjual belikan?

Tolonglah pak, sekali-kali merakyatlah! Tengok wajah-wajah rakyat bapak yang tidak kalah GALAU dengan bangsa ini. Hidup tapi seolah-olah MATI. Begitu banyak hal yang tidak beres, tapi saya juga tidak menuntut bapak untuk menyelesaikan semua itu. Saya hanya ingin bapak lebih memperhatikan hal itu.

Pak Presiden yang baik hatinya, sudikah bapak dengan tegas menindaki mereka yang dengan sengaja MENCURI besar-besaran di negara ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun