KH. Abbas wafat pada tahun 1946 dan dimakamkan di kompleks Pondok Buntet Pesantren, Cirebon. Warisannya tidak hanya berupa lembaga pendidikan yang terus berkembang, tetapi juga semangat jihad dan cinta tanah air yang diwariskan kepada generasi santri dan masyarakat luas.
Perjuangannya diakui sebagai bagian penting dalam sejarah Hari Pahlawan, dan ia dikenang sebagai ulama pejuang yang mengabdikan hidupnya untuk agama, bangsa, dan negara.
Selain sebagai pejuang fisik, KH. Abbas juga dikenal sebagai mursyid tarekat Syattariyah dan Tijaniyah, yang menunjukkan kedalaman spiritual dan keilmuan yang dimilikinya. Kepemimpinannya menjadikan Pondok Buntet sebagai benteng pertahanan laskar Hizbullah dan pusat perjuangan santri melawan penjajah.
KH. Abbas bin Abdul Jamil adalah sosok ulama, pendidik, sekaligus pejuang yang menjadi inspirasi dalam sejarah Indonesia. Kepemimpinannya dalam Pertempuran 10 November 1945 membuktikan bahwa peran ulama dan santri sangat vital dalam mempertahankan kemerdekaan.
Dedikasi dan pengorbanannya menjadikan beliau sebagai salah satu pahlawan bangsa yang patut dikenang sepanjang masa, tidak hanya sebagai tokoh agama tetapi juga sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan. Pesantren Buntet yang dipimpinnya tetap menjadi pusat pendidikan Islam dan simbol perjuangan santri yang terus menginspirasi hingga kini.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI