Krisis air bersih merupakan ancaman serius bagi manusia di seluruh dunia karena dapat berdampak pada kesehatan seperti diare dan kolera, memicu gagal panen, dan mengganggu kehidupan manusia secara luas seperti rumah tangga dan aktivitas sosial lainnya.
Ditambah lagi dengan adanya fenomena perubahan iklim dimana pola hujan yang tidak stabil dan ekstrem sehingga dapat mengakibatkan banjir dan kekeringan.
Bulan Mei 2025 lalu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merilis informasi tentang waspada potensi curah hujan rendah di beberapa daerah di Indonesia mulai bulan Juni 2025.
Curah hujan rendah (lebih kecil dari 20 mm per bulan) dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman sehingga berisiko pada bencana kekeringan karena itu perlu kewaspadaan dalam penggunaan air untuk mengurangi risiko bencana.
Gagasan tentang panen air hujan demi mengatasi krisis air bersih tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang terancam kekeringan.
Jika masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk memitigasi risiko bencana kekeringan, kepada siapa lagi kita mengharapkan bantuan? Doa tanpa usaha tidak cukup dan Pemerintah pun memiliki keterbatasan.
Bicara tentang krisis air, daerah tempat tinggal kami, Alhamdulillah masih aman dari kekeringan sampai saat ini. Bahkan jika sedang musim hujan, daerah kami dapat mengalami overload panen air hujan alias banjir.
Komplek perumahan kami terletak di daerah Cinere kota Depok yang berbatasan langsung dengan wilayah Tangerang Selatan (Banten) dan Jakarta Selatan.
Suatu daerah yang sejuk, alam perbukitan dan masih banyak pepohonan yang rimbun bagai hutan sehingga menimbulkan suasana pedesaan di pinggir kota. Tak heran daerah ini menjadi alternatif tempat tinggal bagi warga Jakarta Selatan yang ingin pindah rumah.
Ada dua sungai yang membelah daerah ini, sungai Grogol dan sungai Pesanggrahan. Sudah banyak berdiri perumahan bagaikan vila di puncak dengan pemandangan sungai tersebut, utamanya sungai Pesanggrahan yang lebih eksotis.
Sayangnya, sungai Pesanggrahan sering menerima air kiriman dari Bogor ditambah lagi dengan budaya buang sampah masyarakat yang belum tertib, sehingga sungai Pesanggrahan terkadang meluap membanjiri wilayah sekitarnya.