Foto meme Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menggambarkan dirinya dan Presiden Prabowo Subianto sedang berciuman beredar di media sosial beberapa waktu lalu sontak menghebohkan masyarakat seluruh Indonesia.
Menurut Jokowi, "Itu berdemokrasi di era digital. Tapi menurut saya sudah kebablasan. Sudah kebangeten".
Selama ini macam-macam meme tentang Jokowi sudah banyak beredar di media sosial tapi kalau meme itu sudah nyerempet-nyerempet ke pornografi atau bahkan LGBT kepada tokoh-tokoh pemimpin dan mantan pemimpin tertinggi di Republik ini ... ya mohon maaf, itu memang kebangetan.
Meme tersebut lebih kearah pelecehan seksual daripada meme kebebasan berpendapat walaupun budaya cipika cipiki sudah merakyat tapi meme adu bibir? Hmmmm....
Ya, masyarakat yang masih menjunjung tinggi etika dan moral pasti juga berpendapat sama bahwa meme seperti itu memang tidak pantas disebarluaskan di Indonesia.
Beda dengan di luar negeri, banyak negara yang melegalkan meme seperti itu karena memang etika dan budayanya berbeda dengan Indonesia.
Konsep meme (dibaca "mim" dalam bahasa Indonesia, bukan "meem" seperti dalam bahasa Inggris - Wikipedia Bahasa Indonesia), mulai ada sejak tahun 1976 ini memang ditujukan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan atau humor.
Awalnya meme berupa gambar yang diberi teks lucu atau video pendek yang menampilkan humor, atau bahkan kutipan yang dimodifikasi dari film dan acara TV untuk menarik perhatian yang melihatnya.
Di era digital saat ini, meme dapat dengan mudah dibuat menggunakan AI (Artificial Intelligence) yang memungkinkan pengguna merekayasa sebuah foto agar dapat menari, berubah wujud, berpelukan bahkan berciuman seperti meme yang sedang viral itu. Aplikasi seperti ini pun dapat dengan mudah diunduh di PlayStore.
Tapi ingat.. yang membuat meme tersebut adalah AI jadi bukan kreativitas pengguna. Akhirnya, konsep awal meme untuk menyampaikan pesan atau humor jadi kebablasan!
Ada beberapa pantangan penggunaan meme, misalnya:
- Konten bisa dianggap sensitif:Â
Hindari meme yang bisa dianggap tidak pantas atau menyinggung seseorang/kelompok tertentu, terutama dalam konteks sosial atau politik.
- Konteks yang serius:Â
Jika konteks yang dituju berfokus pada topik yang serius atau formal, penggunaan meme tidak akan sesuai.
- Masyarakat yang kurang familiar dengan meme:Â
Tidak semua masyarakat akrab dengan budaya meme. Cari konten lain jika masyarakat yang dituju tidak terbiasa dengan format meme ini.
- Pesan tidak sesuai:
Hindari menggunakan meme jika pesan yang akan disampaikan bertentangan dengan sifat humoris dan informal meme.