Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan #3 : Orkestra

20 Juni 2015   04:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Seorang sahabat yang pegawai negeri mengeluh : banyak program tak ada perencanaan!

Sebetulnya ini soal klasik. Sesuatu yang diluruskan karena sebelumnya melenceng tak mungkin dilakukan serta merta. Apalagi kalau melibatkan banyak pihak dengan wewenang masing-masing yang beragam. Yang diluruskan adalah resultante kerja masing-masing. Besar kemungkinan sia-sia arah dan tatapan lurus pucuk pimpinannya jika pembantu-pembantu di bawahnya tak paham, apalagi tak mahir, bahkan tak seirama.

***

Suatu saat dulu saya terlibat sebuah gawe istimewa: commissioning program kepada sejumlah komposer kondang untuk menyusun komposisi orkestra yang merupakan interpretasi ulang karya-karya Ismail Marzuki. Ada 6 seniman musik yang kami sertakan. Semua karyanya luar biasa. Tapi hanya 5 yang mampu dipentaskan Addie MS bersama Twilite Orchestra dan Ananda Sukarlan, pianis kawakan kelas dunia yang kami datangkan khusus dari Spanyol untuk tampil sebagai solistnya.

Satu yg tak dipentaskan bukanlah karya yang buruk. Bahkan menurut kedua seniman musik kondang yang mengawal proses commissioning itu - Tony Prabowo dan Otto Sidarta - karya yang tak mampu ditampilkan bisa jadi lebih baik dibanding 5 yang lain. Hanya saja tingkat kerumitannya mungkin cukup tinggi. Mungkin tak cukup waktu bagi Addie MS, Ananda Sukarlan, dan pasukan Twilite Orchestranya secara sempurna menginterpretasikan. Apalagi hampir semua karya datang lengkap di menit terakhir.

Addie bekerja keras memastikan setiap musisi membawakan bagiannya secara pas. Dalam proses latihan marathon yang selalu saya intip, dia berulang kali mendiskusikan dan memainkan lagi dan lagi penggalan demi penggalan komposisi yang ada.

Malam itu, lima komposisi baru yang untuk pertama kali dipentaskan Addie MS, Twilite Orchestra, dan Ananda Sukarlan tampil memukau dan nyaris sempurna. Para komponis yang hadir menyaksikan karya mereka dibawakan pun tersenyum puas. Dengan gaya masing-masing, semua memberi salut kepada Addie maupun Ananda.

***

Sekarang coba bayangkan ini : lima komposisi baru diterima Addie MS dan Ananda Sukarlan. Lalu salinan partiturnya dibagikan kepada seluruh musisi orkestra. Segera setelah itu kemudian mereka mementaskannya. Tanpa latihan, tanpa interpretasi, tanpa diskusi. Sehebat apapun mereka sangat bisa jadi para komponis yg bersusah payah menulisnya akan bersungut-sungut kecewa. Penontonpun akan ramai mencaci-maki.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun