Kasus Sri Mulyani hanyalah satu contoh terbaru dari bahaya deepfake. Dari Obama yang dipalsukan, CEO yang ditipu, hingga korban pornografi digital, semua menunjukkan bahwa AI bukan sekadar teknologi canggih, melainkan senjata yang bisa merusak kepercayaan, reputasi, bahkan kehidupan.
AI sendiri bersifat netral. Yang berbahaya adalah bagaimana manusia menggunakannya. Di era ini, kemampuan kita untuk berpikir kritis dan memverifikasi informasi adalah pertahanan utama. Karena percaya buta pada apa yang terlihat di layar bisa jadi bumerang bukan hanya bagi individu, tapi juga bagi bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI