Mohon tunggu...
Jihan Fauziah
Jihan Fauziah Mohon Tunggu... Pengacara - @jurnaljihan

Lawyer yang punya Personal Blog https://jurnaljihan.com IG : @jurnaljihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Anak Semua Bangsa, Kelanjutan Novel Bumi Manusia

10 September 2019   09:54 Diperbarui: 10 September 2019   10:52 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar memahami mengapa harus mengapa orang-orang terdekatnya justru menyarankannya untuk menulis dengan bahasa sendiri. Apakah Eropa masih kurang megah untuk dikagumi? Nyatanya di akhir cerita, Minke menemukan kebusukan orang-orang Eropa sampai akhirnya mengiyakan apa yang dikatakan orang-orang terdekatnya benar.

 

Memandang Bangsa Secara Menyeluruh

Tanpa Minke sadari, ternyata dia terlalu subjektif dalam menilai sekelilingnya. Dalam seri ini subjektifitasnya tergugah. Seperti anak muda yang bergelora semangatnya, Minke hampir selalu merasa benar dengan embel-embel lulusan HBS. 

Penolakan-penolakan dia terima awalnya dengan kemarahan. Mengapa begini mengapa begitu. Sampai akhirnya dia sadar pikirannya terlalu sempit untuk mencerna sesuatu. Proses seorang Minke untuk menjadi lebih dewasa kentara dalam seri Anak Semua Bangsa. 

Dalam buku ini, Minke juga dihadapkan ideologi-ideologi baru yang saya sarankan harus dipelajari kawula muda secara menyeluruh. Bukan asal mengatakan benar dan membenci ideologi lain karena tidak sepemikiran. 

Salah satu pandangan baru itu, tertuang dalam surat yang diterimanya ataupun dari cerita orang-orang baru yang ditemuinya seperti Khouw Ah Soe. Mereka mengenalkan Minke pada Filipina dan pergolakan masyarakat Tionghoa yang menyusul diakuinya kesetaraan antara Jepang dan Eropa di Hindia.  

Sepenggal dialog menjelaskan potongan masa-masa awal Jepang mengalahkan Tiongkok lalu menjadi satu-satunya ras kulit berwarna yang dianggap sejajar dengan Eropa.

 Minke juga terkagum-kagum dengan Revolusi Perancis yang pada waktu itu memang menjadi pendorong berkembangnya paham-paham liberalis, demokrasi dan nasionalisme. 

Berbagai ideologi yang disajikan, Minke juga dibenturkan dengan realita Trunodongso. Seorang petani, yang sudah saya singgung di atas. Di bagian ini, Minke mempertanyakan ada di mana dia sekarang?

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun