Tapi jika kau bertanya apakah aku pernah berharap untuk dicintai balik, maka jawabanku adalah: tidak. Karena cinta, yang benar-benar cinta, tidak menuntut untuk dilihat. Ia hanya ingin menyala, meski di ruang gelap, sendiri.
Kini aku tahu, cinta memang kebodohan. Tapi kebodohan itu adalah satu-satunya hal yang membuat kita tetap manusia. Dan jalan sendirian bukan berarti jalan sia-sia.Â
Mungkin memang tak ada yang menunggu di ujung sana. Tapi, bukankah menarik bagaimana setiap langkah mengajari kita menjadi lebih hening, lebih dalam, dan lebih paham bahwa mencintai bukan tentang siapa, tapi tentang bagaimana kita bertahan di dalam maknanya?
Pada akhirnya, cinta bukan tentang bersatu, melainkan tentang menyatu. Dan itu, hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah berjalan sendirian, dengan hati yang penuh dan tangan yang kosong.
Barangkali tak semua yang jatuh adalah luka.
Mungkin beberapa adalah bentuk lain dari pulang.
Lalu kau, yang membaca ini dalam diam, masihkah kau percaya bahwa mencintai itu kebodohan, atau sebenarnya, itu satu-satunya hal yang membuatmu tetap hidup? ***Â
Jiebon Swadjiwa - Bdg, 2025/ 6-4
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI