Mohon tunggu...
Jiebon Swadjiwa
Jiebon Swadjiwa Mohon Tunggu... Penulis

📖 Penulis | Jurnalis | Content Writer | Hidup untuk ditulis, menulis untuk hidup, dan apa yang saya tulis itulah diri saya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kupulan Puisi Sambut Bulan April 2025, Simbol Harapan Penuh Makna

31 Maret 2025   20:11 Diperbarui: 31 Maret 2025   20:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambut bulan April 2025 dengan kumpulan puisi penuh makna (freepik)

Bulan April selalu memiliki cara tersendiri untuk hadir dalam hidup kita. Ia datang sebagai perantara antara hujan yang pergi dan matahari yang semakin hangat.

April adalah bulan yang penuh harapan, bulan yang selalu mengajak manusia untuk memulai lembaran baru.

Di tengah dunia yang semakin cepat berubah, puisi-puisi menyambut April 2025 menjadi oase bagi jiwa yang mencari makna.

Kumpulan puisi karya saya ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi cerminan dari perjalanan hidup, perasaan, dan harapan manusia.

Mari kita selami makna di balik puisi-puisi yang menjadi teman bagi mereka yang ingin menata ulang langkahnya.

1. April yang Baru

Langit menghapus jejak hujan,
menyisakan lembutnya embun di pagi.
April datang mengetuk perlahan,
membawa harapan yang tak usai,
dan mimpi-mimpi yang terus tumbuh.

Burung-burung menyapa mentari,
membisikkan doa di ujung fajar.
April menyelinap di sela angin,
menyentuh hati yang sempat lelah,
menghidupkan bara yang hampir padam.

Hari-hari lama telah berlalu,
seperti ombak yang kembali ke laut.
April adalah halaman kosong,
siap ditulis dengan kisah baru,
tentang cinta, langkah, dan mimpi.

Mari rangkul waktu yang segar,
biarkan semesta membuka jalan.
April bukan sekadar bulan,
ia adalah harapan yang terbit,
menjanjikan kisah yang lebih indah.

Selamat datang, April yang baru,
semoga langkah kita lebih ringan.
Semoga hujan membawa berkah,
dan angin membisikkan semangat,
untuk hari-hari yang lebih cerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun