Anda tentu masih ingat ketika 10 atau 5 tahun yang lalu, pedagang koran di pinggir jalan masih cukup eksis. Pengemudi yang berhenti di lampu merah disambut dengan surat kabar yang diperdagangkan. Koran masih cukup laku, masih cukup diminati. Tapi sekarang? Pedagang Koran yang setia bekerja tiap hari sejak pagi hingga petang pun makin sulit mendapat duit.Â
Masyarakat lebih nyaman membaca berita melalui aplikasi di gadget. Informasi yang didapat dari internet pun lebih cepat dan mudah diakses serta praktis. Tentu, inilah disrupsi.
Karakteristik Era Disrupsi
Disrupsi dalam KBBI memiliki dua arti. Pertama berarti hal tercabut dari akarnya. Kedua, interupsi pada proses atau kegiatan yang telah berlangsung secara berkesinambungan. Definisi yang kedua mungkin lebih mudah dipahami dalam menerka zaman ini.
Proses kehidupan masyarakat yang sudah berlangsung secara berkesinambungan dipaksa mengecap hal-hal baru dengan tantangan-tantangannya yang baru pula.Â
Era sebelumnya lebih mudah dipahami dan diprediksi (tidak sekompleks sekarang ini). Hal ini mungkin karena zaman disrupsi tidaklah linier. Pergerakannya cepat, bisa berubah kapan saja ke berbagai arah dan bidang kehidupan.
Untuk memahami zaman disrupsi, kita perlu mengenal karakteristik dari disrupsi itu sendiri. Penulis memaparkan beberapa  poin penting yang para ahli sebut sebagai karakteristik era disrupsi.
1. Volatility
Karakteristik pertama dari era disrupsi ada;ah tentang perubahan yang cepat, masif dan cenderung tidak terduga. Poin ini cukup sulit dipaparkan oleh penulis. Tapi, yang jelas kita sedang mengalaminya.Â
Penulis menggunakan contoh dari teori mekanika kuantum yang dipopulerkan oleh Austria Erwin Schrodinger dan Werner Heisenberg.Â
Berbeda dengan teori atom sebelumnya, teori mekanika kuantum berpendapat bahwa posisi elektron tidak hanya terpaku pada lintasan-liintasan yang pasti saja. Elektron bisa berubah pada lintasan lain di waktu yang hampir bersamaan. Posisinya hanya bisa diprediksi saja, tidak pasti.