Mohon tunggu...
Jhon Hendri
Jhon Hendri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Jh21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik Kuantan Singingi

17 Oktober 2021   23:11 Diperbarui: 17 Oktober 2021   23:21 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

uraian demi uraian history batik Kuansing cukup jelas disampaikan Azhar, tanpa terlupakan inti yang ingin disampaikannya, dengan senyum kebahagian Azhar berucap, " saat ini permintaan batik Kuansing cukup baik, sampai -sampai antrian orderan sudah ribuan", katanya.

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni :pertama Motif dan coraknya unik dan menggambarkan kekhasan budaya dan tradisi Kabupaten Kuantan Singingi kedua Dukungan Pemerintah (Kepala daerah dan Ibu Ketua Dekranasda Kab. Kuantan Singingi) dengan adaya Peraturan Bupati Kuantan Singingi Nomor: 36 Tahun 2021 tentang Pakaian Dinas ASN di Lingkunagn Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan diperkuat dengan Surat Edaran Bupati Kuantan Singingi Nomor: 800/SE/1119 tentang Penggunaan Pakaian Dinas Harian Batik Kuansing Bermotif Kuantan Singingi Bagi ASN di Lingkungan Pemerintah kabupaten Kuantan Singingi.

Ooh, ini kebijakan bupati Kuansing Andi Putra yang disebut Triani kemaren saat ku jumpai di lapangan limuno waktu, gumam ku dalam hati.

Lalu pak, untuk tahun 2022 mendatang apa Program Pemda Kuansing ( Andi Putra,red )?

Pemerintah akan selalu konsisten, "Tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi juga akan mengadakan Kerjasama dengan BDI tentang kegiatan pelatihan membatik untuk 3 angkatan yang rencananya akan dipusatkan di 3 kecamatan yaitu; Kecamatan Kuantan hilir, kecamatan Kuantan Mudik dan Kecamatan Singingi".

Tingginya permintaan Konsumen dengan terbatasnya kemampuan memproduksi di bukti kan dengan antrian orderan disetiap rumah batik tentu pasti ada kendala -kendala yang mendasar dihadapi para pembatik, tanya ku lagi kepada Azhar.

Benar, kendala yang mendasar saat ini adalah modal dan tenaga pembatik disetiap rumah batik yang ada. Terkait hal ini makanya pemerintah melaksanakan Kerjasama dengan BDI untuk pelatihan, sementara persoalan permodalan sudah di sampaikan kepada pemerintah Desa agar menganggarkan bantuan modal kepada UMKM batik ini melalui dana APBDes, sebutnya.

Saya mendengar harga satu potong kaian baju batik yang diproduksi cukup mahal bila dibandingkan dengan kemampuan masyarakat ekonomi menengah kebawah, kalau angka Rp. 200.000/ potong kaian baju batik masih cukup tinggi kan pak?

Nah, hal ini lah sebenar yang perlu di ketahui masyarakat, untuk harga kaian baju batik ini mengapa mahal?. Faktanya batik itu memang mahal, bukan di Kuansing saja yang mahal. Standar batik tulis ini memang berdasarkan kualitas kainya. Untuk standar harga ini sudah kami atur Bersama kelompok pembatik. Sekarang sudah ada Asosiasi Pembatik Kuansing, asosiasi ini dibentuk bertujuan antara lain, terciptanya etika setiap kelompok pembatik, contoh motif Rumah batik A tidak akan dikerjakan oleh Rumah batik yang lain, kemudian untuk harga dengan kualitas bahan yang sama juga akan sama.

Selain itu asosiasi juga bisa menyelesaikan persoalan -persoalan internal dan persoalan eksternal.

Persoalaan eksternal seperti, metode pemasaran, Kerjasama dengan pihak ke tiga untuk persoalan permodalan, dan lain sebagainya. Kata Azhar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun