Mohon tunggu...
jhon merari
jhon merari Mohon Tunggu... Visual Artist, Writer, and Content Creator -

Produsen Konten / Instagram : @kalikalire / email : jhnmerari@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bagi Ibu Mengulang Tahun adalah Bersama Keluarga

2 Februari 2019   07:12 Diperbarui: 2 Februari 2019   07:30 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu berputar begitu cepat. Kondisi rumah mulai jarang dikunjungi oleh anak-anak. Setiap pagi ibu bangun hanya untuk menyapa matahari. Setahun lalu suami telah tertidur lelap selamanya. 

Meski wajar rasa sepi selalu hadir namun ibu tetap bersyukur. Rasa syukur masih diberi nafas gratis dan bisa menjalani aktifitas selama hari ini.

Setiap pagi ibu menyeduh segelas tes. Ia lalu membaca buku di atas kursi goyang yang mengarah ke sinar matahari. Sudah tentu rasa hangat segera menjalar di sekujur tubuh ibu. 

Terkadang ia menutup mata dan sebuah kisah masa lalu hadir dalam kepala. Ketika ayah membangunkan ibu yang masih terlelap tidur. 

Mereka lalu beranjak dari tempat tidur menuju ruang makan. Dua cangkir teh hijau hangat sudah tersaji di atas meja. Ibu tersenyum tulus dan bersandar pada bahunya. 

Mereka sempat berpandangan cukup lama. Ayah meminta ibu untuk duduk dan menikmati teh hijau hangat itu. Ibu mengangguk pelan dan menyeruputnya.

Ibu membuka mata dan semua kembali sama. Ayah sudah tiada dan anak sudah sebulan tidak mengunjunginya. Ia merasa sepi mulai menusuk-nusuk hati dan pikirannya. Ibu kemudian bangkit dan seperti biasa akan kembali ke kamar untuk tidur. 

Tiba-tiba ibu berhenti melangkah dan menitikan air mata. Ayah memang sudah tiada. Namun dua anak pria-istri- dan lima cucunya sudah berdiri sambil membawa kue ulang tahun.

Ibu menghapus air mata dan segera menuturkan doa. Perayaan kecil segera terlaksana cepat. Ibu kembali semangat dan buru-buru memasak sayur asam, ayam goreng, dan sambel terasi. Suasana rumah kembali ramai. Ibu juga sempat melihat mereka sedang berbincang dalam situasi hangat. 

Tiba-tiba sosok ayah dalam keadaan bersih dan polos hadir dan tersenyum tepat di samping ibu. Perlahan ibu menoleh ke samping dan tersenyum lebar ke arah ayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun