Karena lapar dan seharian menahan untuk tidak batal, akhirnya konsep mindful eating yang kami coba di hari Ramadan kala itu ternyata bisa juga nih sebagai terapi untuk anak saya agar ketika makan tidak lagi mencari ipad atau handphone meskipun hanya sekadar memperhatikan orang-orang yang sedang main bongkar pasang.
Entah bagaimana nanti setelah puasa, apakah tetap dengan konsep keluarga sejak awal atau mau berubah dengan mulai memahami bahwa yang namanya mindful eating selama sahur dan buka puasa ini penting lho! Bahkan aspek sederhana seperti ini pun sudah diatur oleh Rasulullah.
Ya pokoknya mah bunyi hadistnya kurang lebih seperti ini : "Sebaik-sebaiknya orang Mukmin adalah ia yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan waktu sahur."
Hikmah dari hadist ini adalah orang-orang tidak akan berlomba-lomba untuk flexing siapa yang paling lama berpuasa, siapa yang paling kuat karena seharian tidak membatalkan puasa, dan juga berlomba-lomba untuk sahur jam 12 malam misalnya? Sungguh Allah telah mengatur agama kita dengan sempurna.Â
Memangnya Kenapa sih? Mindful Eating Sepenting Itu Ya?
Ternyata konsep mindful eating bukan hanya pepesan kosong belaka yang diusung oleh para ahlinya. Mindful eating sendiri adalah kita benar-benar menghadirkan hati, pikiran dan juga raga saat makan. Kemudian menikmati setiap rasa, tekstur serta aroma makanan tanpa gangguan. Intinya, kita harus makan dengan fokus, bukan hanya untuk isi perut.
Manfaat dari mindful eating ini ternyata luar biasa. Di antaranya seperti :Â
1. Mulai mengenal sinyal lapar dan kenyang (karena kalau tidak kenal, kapan saja kita akan terus makan, cenderung makan lebih banyak dari kebutuhan dan tidak menikmati makanan, bahkan tidak sadar kapan perut sudah kenyang).
2. Menikmati makanan lebih maksimal. Kita juga akan jadi tahu pakai bumbu apa ya makanan ini? Lalu pallate lidah kita pun juga lebih terlatih dengan rasa yang kaya.
3. Menghindari makanan berlebihan, karena akhirnya kita akan tahu harus stop.
4. Meningkatkan hubungan yang lebih sehat dengan makanan. Sejak Ramadan tahun ini saya mulai berlatih bagaimana menghargai makanan dengan menikmatinya tanpa gangguan apapun. Akhirnya saya, suami dan anak pun mulai merasakan nikmatnya makan bersama-sama dengan penuh kesadaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI