Mohon tunggu...
Jihan Mawaddah
Jihan Mawaddah Mohon Tunggu... Penulis - Knowledge seeker

Halo, saya Jihan. Lifestyle blogger yang sedang belajar banyak hal. Yuk saling bertukar pengalaman lewat tulisan. Baca tulisan saya lainnya di www.jeyjingga.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Hiruk Pikuk Pemilu dan Bubble Effect

17 Februari 2024   15:47 Diperbarui: 17 Februari 2024   15:56 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kok bisa yaa kalah? Padahal di twitter rame banget kemarin sampe jutaan engagementnya, yang interaksi juga ratusan ribu. Ngga nyangka ternyata si itu yang menang.

Seorang teman berkeluh kesah setelah melihat hasil quick count Pemilu di 14 Februari 2024 kemarin. Ia merasa bahwa paslon yang didukungnya akan menang karena animo masyarakat begitu besar, baik yang tampak di televisi, di orang-orang di sekitarnya hingga di media sosial yang ia miliki.

Namun, tahukah teman-teman dengan istilah Bubble Effect? Yuk simak dan berikan tanggapanmu dengan santun di sini ya.

Apa Itu Bubble Effect?

Saat ini kita hidup seperti "berdampingan" dengan media sosial. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, hampir semua aktivitas kita selalu hadir media sosial di sana. Entah itu grup obrolan keluarga atau kumpulan video-video bermanfaat hingga yang ngga penting sekalipun berkumpul di sana lalu tanpa sadar sudah satu jam lebih kita menghabiskan waktu untuk scrolling timeline.

Teori Bubble Effect ini saya dapat dari pelatihan untuk optimalisasi media sosial yang diadakan oleh salah satu perusahaan swasta bagi blogger dan juga blogger. Jadi, mudahnya Bubble Effect ini adalah hasil atau dampak dari algoritma media sosial yang sedang kita mainkan.

Ketika kita sering berinteraksi dengan akun yang membahas tentang bisnis makanan, maka konten-konten yang keluar di ruang explore kita adalah tentang bisnis makanan itu sendiri. Kalau kita sering berinteraksi (memberikan like, comment, share, atau saling bertukar pesan) dengan akun-akun yang berhubungan dengan paslon nomor 04 misalnya, maka yang akan muncul adalah tentang paslon nomor 04. Entah itu kekuatannya atau kelebihannya, maupun kekurangannya.

Jadi seolah-olah dunia kita tentang itu-itu saja. 

Hiruk Pikuk Pemilu dan Bubble Effect

Hal inilah yang dialami oleh orang-orang dengan Bubble Effect itu sendiri. Persis dengan apa yang dikatakan oleh salah satu akun di X @SonyAndrio. 

Pelajaran yang saya ambil dari Pemilu era medsos ini (terutama 2024), banyak dari kita yang terjebak dalam gelembung bias medsos itu sendiri. Masing-masing pendukung paslon begitu yakin jagoannya akan menang, sampai lupa untuk bersikap realistis. Sehingga ketika jagoannya kalah maka jadi sakit hati.

Kenapa yakin? Karena gelembung bias di medsos yang menggiring kita seolah jagoan kita dapat banyak dukungan dari masyarakat. Padahal masyarakat itu sendiri tidak cuma yang di medsos. Tidak cuma di Facebook, Twitter, Instagram, Tik Tok, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun