Mohon tunggu...
Jevika Meira A
Jevika Meira A Mohon Tunggu... Mahasiswa

seorang manusia yang sangat menyukai hal-hal tentang langit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Empati Menipis, Medsos Menggila: Jangan Biarkan Sopan Santun Punah di Era Digital

4 Mei 2025   21:41 Diperbarui: 4 Mei 2025   21:41 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

2. Di Sekolah:
- Masukin pendidikan karakter dalam kegiatan belajar
- Kasih kesempatan siswa buat latihan empati lewat kegiatan sosial
- Ciptain lingkungan sekolah yang welcome sama semua perbedaan

3.  Di Masyarakat:
- Dorong dialog antar kelompok yang beda-beda
- Hindari stereotip dan prasangka
- Beri ruang buat suara-suara yang jarang didengar

 Introspeksi: Mulai dari Diri Sendiri

"Jadilah perubahan yang pengen lo liat di dunia." -- Mahatma Gandhi

Perubahan tuh selalu dimulai dari diri sendiri. Sebelum berharap orang lain lebih menghargai dan punya empati, ada baiknya kita ngaca dulu. Udah cukup dengerin belum? Udah ngasih ruang buat pendapat yang beda belum? Kata-kata dan tindakan kita udah mencerminkan respek ke sesama belum?

Yuk mulai dari hal-hal kecil. Senyumin orang yang ketemu di jalan. Dengerin dengan serius pas temen lagi cerita (taruh dulu hape-nya!). Hargai pendapat beda tanpa langsung nyerang. Ucapin makasih sama orang yang udah bantu, sekecil apapun bantuannya.

Investasi buat Masa Depan yang Lebih Asik

Menghargai sesama, ngajarin sopan santun, dan numbuhin empati itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan dasar banget buat bikin masyarakat yang harmonis. Ini investasi jangka panjang yang bakal berbuah hasil bukan cuma buat kita sendiri, tapi juga buat anak cucu kita nanti.

Di tengah dunia yang makin terpecah-pecah, yuk balikin nilai-nilai keren yang udah lama jadi bagian dari jati diri bangsa kita. Mari jadiin Indonesia sebagai contoh gimana keberagaman bisa jadi kekuatan kalau dilandasi sikap saling respect dan empati yang tulus.

Karena pada akhirnya, hidup yang bermakna bukan soal seberapa banyak duit yang kita kumpulin atau prestasi yang kita raih, tapi tentang jejak kebaikan yang kita tinggalin di hati orang-orang yang kita temui selama hidup.

Artikel ini ditulis karena prihatin melihat nilai-nilai sopan santun dan empati yang makin menipis di masyarakat kita. Yuk, bareng-bareng kita hidupkan lagi budaya saling menghargai buat Indonesia yang lebih keren!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun