Mohon tunggu...
Siti Rodiah
Siti Rodiah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Pulang

2 Mei 2019   00:18 Diperbarui: 3 Mei 2019   19:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Laksmono R Rahayu

Rindu itu tak melulu tentang kamu masa lalu, rinduku ini berbeda dari ribuan rasa yang pernah singgah. Ada rasa rindu dan kesal pada saat yang bersamaan, rindu pulang, rindu rumah, tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Rasa rindu yang ada ini selalu berusaha untuk bertemu namun terhalang banyak pekerjaan, tugas dan hal lainnya. Dan ada yang seharusnya bisa sering bertemu namun terhalang banyak alasan. 

Apalagi dalam beberapa hari lagi, kita akan menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan. Ada tradisi yang dilakukan dalam menyambut bulan suci ini yang disebut dengan Munggahan, tradisi ini dilakukan dengan cara menggelar masak bersama, makan berasama atau membagikan makanan kepada saudara, kerabat maupun tetangga. Aaahhh, aku rindu dengan suasana seperti itu. 

Lalu tepat setelah mengingat dan membayangkan suasana itu, ibuku menelfon dan menanyakan : kapan pulang ? munggahan pulang tidak ? aku pun terdiam sejenak, kemudian menjawab : 'InshaAllah bu'.  Dan dari jauh terdengar suara Bapak yang mengatakan : 'tidak apa - apa kalau lagi banyak tugas dan masih kerja pulangnya nanti saja lebaran'. Iya pak, jawabku. Lalu ibu menanyakan keadaanku dan memberitahu bahwa kakak - kakak ku pun mau pulang juga. Tak lama kemudian telfon terputus karena baterai Hp habis. Aaahhh, aku masih rindu bu pak. 

Tak terasa malam pun semakin larut, begitu senyap dan aku terpaku dalam kesendirian, tiba - tiba aku rindu dan teringat akan pelukan ibu dan bapak, rindu mencicipi masakan ibu, rindu mendengar ocehan mereka, rindu suasana rumah, rindu kakak yang selalu marah jika aku tidak mengerjakan tugas rumah yang sudah dibagi. Aku rindu tidur dipangkuan ibu dan bapak, menumpahkan lelah tanpa kesah, menumpahkan peluh tanpa resah dan kemanapun kaki ini melangkah, selalu ada rindu untuk pulang.

Rindu ini melekat dalam do'a - do'a yang disebutkan dalam senyap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun