Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari fashion. Selain untuk melindungi tubuh dari suhu, fashion yang kita kenakan sangat menentukan bagaimana cara orang mengenal kita. Maka tak heran jika tren fashion memiliki perputaran yang sangat cepat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri fashion untuk melakukan inovasi.
Apa itu Co-branding?
Co-branding sudah tidak asing lagi dalam dunia pengembangan bisnis. Strategi yang kerap menjadi "jalan ninja" divisi pengembangan bisnis untuk berinovasi dan menjangkau konsumen baru. Lalu, apa itu co-branding? Co-branding adalah kolaborasi dua atau lebih merek untuk membuat produk baru yang inovatif. Banyak perusahaan yang sudah mengaplikasikan strategi ini dalam pengembangan bisnisnya dan terbukti berhasil.
Loyalitas terhadap merek atau opinion leader menjadi salah satu faktor keberhasilan strategi co-branding. Memiliki core value hingga mampu memiliki ruang tersendiri di benak konsumen menjadi dambaan setiap merek. Opinion leader dengan core value yang kuat serta penggemar yang loyal juga terdapat pada serial anime.
Serial anime selalu menyajikan kisah-kisah yang relate dengan kehidupan serta menyajikan tokoh-tokoh yang overpower sehingga mampu memberikan semangat bagi penggemarnya. Tidak sampai disitu, pemilihan pakaian yang dikenakan tokoh anime memiliki kesan sederhana namun dapat mengintepetasikan karakter dari tokoh anime tersebut. Contohnya saja pada karakter Levi Ackerman dari Attack on Titan. Seragam militer yang dikenakannya terlihat minimalis, tapi sangat fungsional dan memberikan kesan tegas---sesuai dengan karakternya yang dingin, disiplin, dan terampil. Maka hal ini dimanfaatkan oleh brand fashion untuk menggandeng tokoh serial anime dalam co-branding.
Contoh Co-branding fashion dan Anime
Strategi co-branding bersama tokoh anime pernah dicoba oleh beberapa brand fashion dan terbukti sangat laris bahkan sold out di pasaran. Brand fashion tersebut antara lain :
     Dolce & Gabbana x Jujutsu Kaizen
- Brand Fashion asal Italia ini menggandeng Jujutsu Kaizen karena ingin memberikan produk yang mengkombinasi mode Italia dan budaya pop Jepang. Selain itu, Dolce & Gabbana juga ingin menjangkau konsumen Gen Z (Zoomer) dan Gen Alpha. Terbukti, strategi ini berhasil. Sejak hari pertama peluncuran yakni tanggal 21 April 2022 di web khusus dan Zerobase Shibuya, beberapa item dilaporkan telah sold out. Item tersebut adalah hoodie nobara dan t-shirt desain karakter tertentu.
      baca juga : https://www.vanityteen.com/jujutsu-kaisen-dolce-gabbana-collab/
     Uniqlo x One Piece
- Brand fashion yang memiliki citra minimalis dan fungsional ini, berkolaborasi dengan anime bertema bajak laut yakni One Piece. Di tanggal 22 Juli 2024 Uniqlo merilis 13 desain, 8 desain dewasa dan 5 desain anak-anak. Peluncuran produk kolaborasi tersebut bertepatan dengan ulang tahun One Piece yang ke-25. Strategi ini terbukti berhasil. Di hari awal peluncuran, beberapa item seperti Wano dan Egghead Arc ludes terjual di Jepang serta beberapa negara Asia termasuk Indonesia.
     Converse x Naruto
- Kolaborasi brand yang masih menjadi perbincangan hangat adalah Converse x Naruto. Meluncurkan 4 desain spesial yaitu Naruto, Sasuke, Gaara, dan Kakashi. Sejak dirilis pada tanggal 22 Mei 2025, terpantau keempat desain tersebut sudah habis terjual pada tanggal 25 Mei 2025.
Mengapa serial anime sebagai partner co-branding?
Selain karena memiliki core value yang kuat, mengapa brand fashion menjalankan kerjasama dengan serial anime?
   Menekan biaya pemasaran
- Serial anime seperti Naruto, One Piece serta Jujutsu Kaizen memiliki penggemar diseluruh belahan dunia. Dengan fakta tersebut, brand fashion akan mendapatkan perhatian secara internasional apabila berkolaborasi dengan serial anime. Maka, secara otomatis akan menaikkan kesadaran merek tanpa membutuhkan biaya pemasaran berlebih.
   Menciptakan produk inovasi
- Anime selalu identik dengan desain yang colorful, iconic dan visual yang kuat. Brand fashion yang seringkali menciptakan citra mewah dan elegan. Akan menjadi perpaduan yang menarik jika kedua citra tersebut di gabungkan dalam satu produk.
   Menaikkan engagement di social media
- Fashion item dengan karakter anime menjadi ekspresi rasa cinta mereka terhadap tokoh anime favorit. Para otaku (penggemar anime) sering mengunggahnya di social media. Selain otaku, influencer fashion juga akan membicarakannya. Hal ini dapat meningkatkan engagement social media suatu brand.
Beberapa brand fashion sudah membuktikan keberhasilan mereka berkolaborasi dengan serial anime. Tokoh anime mampu membangkitkan sisi nostalgia dan memiliki core value tersendiri bagi penggemarnya. Hal tersebut menjadi alasan kuat brand fashion mantap menggandeng serial anime dalam co-branding. Co-branding menjadi kolaborasi yang sangat menjanjikan namun kita perlu memperhatikan beberapa hal. Tujuan apa yang ingin kita capai dengan kolaborasi tersebut. Pertimbangkan apakah kolaborasi tersebut dapat meningkatkan omset dan brand awareness. Lalu siapkah menerapkan strategi co-branding pada merek kalian?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI