Mohon tunggu...
Jessica Oktaviana
Jessica Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwi S1 Ilmu Komunikasi.

This is my perspective.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dunia Maya Tak Seindah Kenyataan

10 Desember 2020   21:14 Diperbarui: 10 Desember 2020   21:22 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan media sosial saat ini, khusunya Instagram semakin berkembang pesat dan membuat candu masyarakat Indonesia bagi semua kalangan. Dari kalangan masyarakat yang tinggal di kota besar hingga pinggiran daerah seolah ikut dalam euphoria penggunaan media sosial Instagram dalam lingkungan pergaulan mereka.

Menurut data yang dirilis Napoleon Cat, pada tahun 2020 pengguna Instagram di Indonesia mencapai 69,2 juta pengguna. Pencapaian itu merupakan peningkatan dari bulan ke bulan. Tak bisa dipungkiri bahwa para pengguna Instagram didominasi oleh golongan usia produktif, yakni pada rentang 18-34 tahun, atau dapat disebut sebagai generasi millenial.

Menurut Chris Garret (dalam Aditya, 2015) media sosial adalah alat, jasa, dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara orang yang satu dengan yang lain, dan memiliki peminat yang banyak tidak terkecuali para remaja, bahkan usia di bawah umur pun saat ini memiliki media sosial pribadi.

Pengguna media sosial tidak memiliki hambatan apapun dalam menggunakannya, karena setiap orang dapat menjadi apapun dan siapapun di media sosial. Setiap orang dapat menjadi berbeda dengan dunia nyatanya, hal ini menjadi sebuah habbit yang kemudian membudaya pada diri pengguna media sosial dan hal ini menunjukkan bahwa teknologi adalah bidang yang paling mendasar dalam mendorong proses kebudayaan. 

Salah satu contohnya Instagram yang merupakan aplikasi yang memfokuskan pada pengalaman untuk berbagi foto ke jejaring sosial. Saat ini Instagram memiliki 100 juta pengguna aktif setiap bulannya, dengan jumlah 40 juta foto dishare setiap harinya. Selain membagikan foto, Instagram juga dilengkapi dengan fitur effect atau filter foto yang menjadikan Instagram sangat populer. Hal tersebut yang membuat para penggunanya aktif dan menjadi kebiasaan yang membudaya pada diri mereka.

Bagi penggunanya, media sosial merupakan hal yang bukan hanya sebagai kebutuhan sekunder, tetapi juga menjadi kebutuhan primer. Kebutuhan yang saat ini menjadi syarat eksistensi dan memudahkan seseorang dalam bergaul di era saat ini. Fungsi lain dari media sosal adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia, media sosial juga berhasil dalam mentransformasi praktik komunikasi searah dari satu media ke banyak audience, dan media sosial juga dapat menjadi sarana untuk mendukung penyebaran pengetahuan dan informasi.  

Terlepas dari tujuan dan manfaat yang didapat dari media sosial, teknologi telah memberikan akses yang mudah bagi seseorang untuk menjadi bagian dari jaringan masyarakat (network society) tanpa batasan apapun baik budaya, sosial, dan sebagainya.

Dengan menggunakan Instagram setiap harinya dan meng-up date foto diri mereka sebagai jiplakan gaya hidup, nilai, dan norma yang berasal dari budaya masyarakat barat dan akhirnya keunikan budaya lokal dalam penggunanya akan lenyap dan didominasi budaya barat dalam kesehariannya.

Instagram memiliki dampak bagi penggunanya. Pertama, Instagram membudaya dengan pemakaian hingga 24 jam. Penelitian menunjukkan bahwa dari 25 pengguna Instagram, 22 orang mengaku menghabiskan waktunya 24 jam sehari untuk berselancar di media sosial Instagram. Kedua, Instagram memperluas hubungan komunikasi tanpa batas. 

Pada dasarnya, sifat media sosial terbentuk dari jaringan antar pengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan di internet semata, tetapi juga harus dibangun dengan interaksi nyata antar pengguna media sosial. Sederhananya, interaksi di media sosial berbentuk saling mengomentari atau memberikan like di Instagram. 

Penelitian menyebutkan bahwa pengguna Instagram merasa bahagia dan bangga akan diri mereka jika mendapat banyak komentar. Hal ini merupakan sebuah pembeda antara media lama (old media) dengan media baru (new media). Dalam konteks ini seorang ahli menyebutkan bahwa pengguna media lama cenderung pasif  dan tidak mengetahui satu dengan yang lain. Sedangkan pengguna media baru dapat berinteraksi secara aktif baik di antara pengguna itu sendiri maupun orang lain. 

Ketiga, penggunaan media sosial Instagram membuat perubahan sosial dalam masyarakat. Pengguna Instagram menyebut bahwa media baru memiliki dampak yang buruk bagi mereka. Instagram telah mengepung segala aspek kehidupan mereka, mulai dari bangun tidur hingga tertidur dan bangun kembali. Kehadiran Instagram tidak hanya sebagai ajang gaya hidup semata, namun Instagram dapat dianggap sebagai saluran utama terpercaya dalam menyampaikan informasi. 

Dampak lain yang mereka dapatkan dari Instagram adalah munculnya budaya berbagi yang berlebihan dan pengungkapan diri (self-disclosure) di dunia maya. Budaya ini muncul karena hadirnya media sosial yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah apa saja. Hal tersebut menjadi sebuah budaya yang akhirnya memberikan kesempatan dalam membuka jendela dunia maya seluas-luasnya dan tidak mampu memberikan perbedaan batas-batas antara ruang pribadi dan ruang publik.

Budaya berkomunikasi di Instagram membawa dampak bagi pengguna, jika menggunakan terlalu sering, dampak yang cukup terasa adalah mengubah pola interaksi sosial antar sesama mereka dalam berkomunikasi.

Meskipun pengguna yang aktif di dunia maya belum tentu aktif di dunia nyata. Dalam interaksi secara langsung, mereka masih kurang bahkan jarang. Pada intinya, media dan interaksi budaya sangat berpengaruh dan memiliki pengaruh yang sangat besar. Misalnya, dengan menggunakan media sosial Instagram kita bisa membagikan momen, budaya, nilai-nilai, dan norma yang ada di sekitar kita. Tetapi, dengan perkembangan media sosial yang semakin pesat menjadikan budaya lokal yang ada di sekitar kita lenyap dan didominasi oleh budaya lain.

Daftar Pustaka : 

Aditya. 2015. Pengaruh media sosial instagram terhadap minat fotografi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roem, E. R., & Sarmiati, S. (2019). Perubahan Sosial Budaya Akibat Media Instagram bagi Kalangan Mahasiswi di Kota Padang. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 21(2), 202-210.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun