Mohon tunggu...
jesnia maura
jesnia maura Mohon Tunggu... Mahasiswi Program Studi Psikologi

Haloo!! aku Jesnia, mahasiswi psikologi di Universitas Al-Azhar Indonesia, yang senang membagikan beberapa insight tentang kesehatan mental, dan cara memahaminya. Yuk, ikuti perjalanan aku belajar dan berbagi cerita yang bermanfaat untuk kita semua!

Selanjutnya

Tutup

Love

Sebenarnya apa itu Inner Child? Mengenali tanda-tanda Inner child yang terluka

26 Mei 2025   18:21 Diperbarui: 26 Mei 2025   19:10 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah gak sih kamu ngerasa tiba-tiba sedih / marah tapi tanpa alasan yang jelas? Atau.... ngerasa seolah-olah masih ada bagian dari diri kamu yang baper sama kejadian masa kecil? Kalau iya, kamu gak sendirian kok. 

Di artikel kali ini aku akan mengajak kamu untuk mengenali istilah 'inner child'---yaitu, anak kecil dari dalam diri kita yang ternyata masih sering memengaruhi perasaan dan keputusan kita sampai sekarang!!

Jadi apa sih itu Inner Child???

Inner child adalah istilah untuk menggambarkan sifat, respons, atau sikap seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, baik secara positif maupun negatif. 

Inner child itu seperti sosok anak kecil yang masih tinggal di dalam diri kita. Anak kecil ini menyimpan semua kenangan dan perasaan dari masa kecil kita. Kalau waktu kecil kita pernah merasa sedih, takut, atau merasa tidak dihargai, perasaan itu akan terus mengikuti kita sampai dewasa.

John Bradshaw seorang terapis, menekankan bahwa inner child itu bisa terluka akibat pengalaman traumatis atau kurangnya perhatian dan kasih sayang waktu kita masih kecil. Contohnya,,,, kamu pernah diperlakukan tidak adil atau diomelin terus-menerus sama orang lain  waktu kecil, nah jadinya mungkin kamu sekarang tumbuh menjadi orang yang sering merasa nggak cukup baik, meskipun sebenarnya kamu sudah berusaha keras.

Source : vecteezy.com
Source : vecteezy.com

Penyebab Inner Child kita yang terluka masih menghantui kita

Menurut teori attachment dari John Bowlby, hubungan anak dengan orang tua atau pengasuh sangat menentukan rasa aman dan cara anak memandang dunia. Kalau anak sering merasa diabaikan, ditolak, atau tidak mendapat respons emosional yang baik, jadinya anak tersebut dapat mengembangkan pola attachment yang tidak aman (insecure attachment). Akibatnya, rasa percaya dan perasaan aman itu menjadi terganggu, bahkan sampai kita beranjak dewasa. Pengalaman-pengalaman traumatis atau kurangnya dukungan emosional ini, dapat tertanam dalam diri kita sebagai inner child yang terluka, sehingga tanpa disadari kita masih mudah merasa cemas, takut, atau sedih tanpa alasan yang jelas di kemudian hari. 

Tanda-Tanda Inner Child Kita Lagi Kesakitan

  • Takut ditinggal teman atau orang terdekat
  • Susah percaya sama orang baru
  • susah  Moveon
  • Cemas yang berlebihan
  • Selalu ingin jadi sempurna dan takut salah
  • Menjadi people pleaser demi menyenangkan semua orang.
  • Sering merasa bersalah tanpa sebab yang jelas
  • Merasa nggak pantas dicintai atau dihargai

Lalu gimana caranya kita agar bisa Menyembuhkan Inner Child? 

1. Ngakuin Perasaan Kamu

Kamu pernah gak, saat merasa sedih atau takut, malah bilang gini ke diri sendiri, "Ah, ih lebay, biarin aja deh gausah dipikirin!"? Sebenarnya, tindakan itu justru bikin luka inner child makin dalam. Coba deh, akui perasaanmu. Misalnya, saat kamu tiba-tiba merasa cemas saat presentasi, coba katakan ke diri sendiri, "Aku memang lagi merasa takut, dan itu wajar." Dengan mengakui perasaan, kamu sudah memberi ruang untuk diri sendiri untuk bernapas lega.

2. Dengerin Diri Sendiri

Sering kali kita sibuk dengan pekerjaan, media sosial, atau urusan lain sampai lupa untuk mendengarkan suara hati sendiri. Coba luangkan waktu 5-10 menit setiap hari untuk merenung. Duduk di tempat yang tenang, pejamkan mata, dan tanya ke diri sendiri, "Aku lagi butuh apa sih sekarang? Apa yang bikin aku bahagia atau sedih?"

3. Tulis Surat Buat Inner Child Kamu

Cara ketiga ini adalah cara yang sederhana tapi sangat powerful. Coba tulis surat yang bermakna untuk Inner Childmu, boleh melalui note di hp, buku diary, atau menulis status yang sifatnya private. Misalnya, "Hai, aku tau kok dulu kamu sering merasa tidak didengar. Sekarang, aku ada di sini untuk kamu. Aku sayang kamu." Lalu surat ini bisa kamu simpan atau baca ulang saat kamu butuh kekuatan.

4. Cari Bantuan Jika Perlu

Tidak semua luka yang kita punya bisa disembuhkan dengan sendiri. Kalau kamu merasa kesulitan, jangan ragu untuk minta bantuan psikolog atau konselor. Mereka sudah terlatih untuk membantu kamu memahami dan mengatasi luka masa lalu dengan cara yang sehat.

Setelah membaca langkah-langkah di atas, mungkin kamu merasa bahwa menyembuhkan inner child itu seperti membuka kembali luka lama. Tapi percayalah, justru dengan memberanikan diri untuk membuka dan merawat luka itu, kita memberi kesempatan pada diri sendiri untuk bisa sembuh sepenuhnya. Ingat, inner child itu adalah bagian dari dirimu yang paling polos, paling jujur, dan paling membutuhkan kasih sayang. Dia bukanlah beban, melainkan guru yang mengajarkanmu tentang keberanian, empati, dan cinta pada diri sendiri.

Proses ini memang tidak selalu mudah. Kadang, kita akan menemui hari-hari di mana rasa sakit itu terasa sangat nyata. Tapi, setiap kali kamu berusaha mendengarkan, menerima, dan memeluk inner child-mu, kamu sedang membangun pondasi yang kuat untuk kebahagiaan dan kedamaian di masa depan. Kamu berhak merasakan bahagia, kamu berhak merasa aman, dan kamu berhak menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

Jangan pernah merasa sendiri dalam proses ini. Banyak orang di luar sana juga sedang berjuang untuk menyembuhkan inner child mereka. Kamu tidak sendirian. Jika suatu saat kamu merasa lelah, ingatlah bahwa meminta bantuan itu bukan tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan dan keberanian.

"Healing is not about forgetting, it's about remembering with less pain." 

(Penyembuhan bukan soal melupakan, tapi tentang mengingat dengan rasa sakit yang lebih sedikit.)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun