Gunung bukan hanya tempat, melainkan guru yang mengajarkan dengan cara paling alami. Setelah kembali ke bawah, kehidupan tetap berjalan seperti biasa. Rutinitas kembali menyambut. Namun ada yang berbeda.
Perspektif terhadap hidup sedikit bergeser. Masalah tak lagi terasa sebesar sebelumnya. Hal-hal sederhana mulai terasa lebih berarti. Momen kebersamaan, rasa syukur, dan ketenangan batin menjadi lebih terasa.
Mendaki gunung bukan tentang menunjukkan kehebatan. Bukan pula tentang menambah koleksi puncak yang telah ditaklukkan. Mendaki adalah tentang perjalanan ke dalam diri, proses pendewasaan, dan cara paling jujur untuk mengenal siapa yang sesungguhnya berdiam di dalam hati.
Dan di setiap jalur terjal, di balik napas yang terengah, tersimpan pelajaran tentang hidup: bahwa setiap langkah, sekecil apapun, memiliki arti. Bahwa tujuan bukan satu-satunya hal yang penting, karena justru perjalananlah yang membentuk jiwa.
Gunung mungkin akan selalu diam, namun dalam diamnya, ia terus berbicara, kepada siapa saja yang bersedia mendengarkan. Dan bagi mereka yang benar-benar mendengarkan, akan menemukan satu hal berharga yaitu diri sendiri :)
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI