Mohon tunggu...
Jerri Irgo
Jerri Irgo Mohon Tunggu... Konsultan - Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Consultant, Tutor and Trainer working in Local-Regional Economic Development (L-RED) mainly on the perpetrators of SMEs ; Freelance Photographer ; Traveler ; Travel Writter

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lamak Bana, Masakan Minangkabau di Padang

13 Desember 2020   08:15 Diperbarui: 13 Desember 2020   13:13 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lemak Bana, Masakan Minangkabau - credit foto: Fryda Nurwadewi

Nah, satu hal lagi kita jangan khawatir ada bahaya kesehatan di balik kelezatan makanan bersantan yang kerap ditemukan pada masakan tradisional Minangkabau. Walau makanan bersantan disebut dapat menyebabkan kolesterol jahat hingga memicu penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke.

Karena kembali mengutip dari berbagai sumber,  masakan Minangkabau yang bersantan sebetulnya sehat untuk dikonsumsi. Berdasar hasil penelian Prof Nur Indrawaty Lipoeto, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, menyatakan santan memang mengandung lemak, namun terdiri dari campuran air, yakni di setiap 100 gram santan terdiri dari 25 persen lemak dan 75 persen air.

"Makanan yang bersantan lebih sedikit mengandung lemak dibandingkan makanan yang digoreng. Ia khawatir jika orang Minang berhenti mengonsumsi santan dan beralih ke masakan yang digoreng karena berbahaya untuk kesehatan," ungkapnya.

Selain itu, makanan bersantan juga terdiri dari banyak bumbu dan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, bawang merah, bawang putih, dan dedaunan yang mengandung antioksidan. Agar masakan bersantan lebih menyehatkan, agar memilih daging yang padat dan tidak berlemak untuk dikonsumsi.

Dan akhirnya datang nampak muko, pai nampak pungguang (Datang tampak muka, pergi tampak punggung). Tarimo Kasih Mbak Teteh Gita Yulianti dan Prof Ir Sarwidi, MSCE., Ph.D., IP-U., yang telah kasih kesempatan pada kami semua.

Jerri Irgo - Consultant of SME's & LRED

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun