Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"You Make Me Crazy"

17 Desember 2018   09:19 Diperbarui: 17 Desember 2018   09:38 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latisa Shafa Naraswari (Foto: JepretPotret)

To know have to acknowledge that I am just another part of your body count seems insane to me.
To me you were never just my temporary fix, you were it every time you told me you were never enough because of the mistakes I do,
cuts deep into my mind,
feels as though I'm going insane.
but it's okay my straight jacket's custom made.

--- you make me crazy


Begitulah salah satu pengalaman patah hati dari seorang anak Jaksel (Jakarta Selatan) yang masih berusia 15 tahun. Pengalaman hidup gadis bernama Latisa Shafa Naraswari ini, telah dituangkannya dalam bentuk buku berisikan prosa dan puisi berbahasa Inggris yang berjudul Drifting Away.

"Puisi 'You make me crazy' ini curahan perasaan saat patah hati dari sang kekasih," ungkap Latisa Shafa Naraswari, saat ditemui di Museum Rekor Indonesia (MURI) yang berlokasi dalam Mall of Indonesia Kelapa Gading Jakarta Utara pada 14 Desember 2018 lalu.

Buku "Drifting Away" sangat menggambarkan pergumulan hidup seorang gadis dari generasi milenial zaman now. Berisikan pengalaman hidup sehari-hari mulai dari keluarga, sekolah, percintaan, hingga hak asasi manusia. Latisa merangkum diary ke dalam prosa dan puisi.

Buku "Drifting Away" ini bermakna pergi dari suatu tempat, dimana gambar sampul buku ini Latisa yang diibaratkan sedang mendayung perahu. Latisa turut pula menjadi illustrator dalam bukunya ini, dimana seluruh gambar yang menyertai prosa dan puisi merupakan hasil kreasinya.

Karya buku "Drifting Away" ini ternyata telah mencatatkan namanya dalam Rekor MURI sebagai Perempuan Termuda Pengarang Buku Prosa dan Puisi dalam Bahasa Inggris. Penghargaan Rekor MURI ini diberikan langsung oleh Senior Manager MURI Yusuf Ngadri kepada Latisa.

Latisa Narasawari (kiri) menerima sertifikat penghargaan Rekor MURI dari Yusuf Ngadri (Foto: JepretPotret)
Latisa Narasawari (kiri) menerima sertifikat penghargaan Rekor MURI dari Yusuf Ngadri (Foto: JepretPotret)
"Kami tidak menilai dari kualitas. Namun Latisa dikategorikan sebagai Perempuan Termuda," ujar Yusuf Ngadri seusai menyerahkan sertifikat penghargaan Rekor MURI kepada Latisa.

Yusuf Ngadri mengatakan rekor Latisa yang menggunakan satu bahasa, akan menjadi acuan awal ketika ada klaim pemecahan rekor dengan karya sastra menggunakan lebih dari dua bahasa. Apabila ada klaim karya sastra dari pengarang berusia lebih muda, maka rekor milik Latisa akan digugurkan.

Yusuf Ngadri mengingatkan bahwa Latisa tidak pernah tinggal di luar negeri dan bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu-nya. Kemampuan berbahasa Inggris terasah berkat sejak TK hingga saat ini, dengan menempuh pendidikan di sekolah internasional di Jakarta. Tentu saja orang akan lebih mengapresiasi hal ini, dibandingkan seandainya Latisa dari kecil telah tinggal di luar negeri dan bahasa ibu-nya adalah bahasa Inggris.

Eh pasti pada penasaran kan, baru berusia 15 tahun tapi sudah berkuliah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun