Mohon tunggu...
JepretPotret
JepretPotret Mohon Tunggu... Freelancer - ........ ........

........

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penumpang KRL Pingsan, 17 Stasiun Bikin Macet, Lalu Apalagi...

7 Januari 2018   02:12 Diperbarui: 8 Januari 2018   22:39 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:Instagram @KRLCommuterline

Pos Kesehatan (Poskes) yang berada di setiap stasiun kereta api di Jabodetabek, sering menerima para penumpang KRL yang pingsan. Setelah digotong petugas pelayanan ke poskes, ternyata pokok permasalahannya adalah belum pada sarapan.

"Setelah diberi teh hangat dan sepotong roti, 95% penumpang yang pingsan langsung pada segar kembali," ungkap Direktur Utama PT KRL Commuter Indonesia (KCI) Muhammad Nurul Fadhila, saat melakukan konferensi media pada 4 Januari 2018 kemarin di Hotel Borobudur Jakarta Pusat.

Para rekan media yang hadir, menyambutnya dengan tertawa kecil. Oh ternyata, jadi ketahuan para penumpang KRL belum pada mengisi perut kosongnya. Makanya para calon penumpang KRL haruslah menyiapkan kebugaran fisiknya dengan baik, salah satunya dengan asupan sarapan yang bergizi dari rumah. Meskipun rangkaian KRL telah diperpanjang, namun tak dapat terhindarkan kepadatan penumpang terutama pada jam-jam sibuk. Apalagi yang mengharuskan melakukan transit perjalanan seperti di Stasiun Tanahabang yang sudah sedemikian padatnya arus lalu lintas penumpang di dalam stasiun nyaris sepanjang hari.

Fadhila yang tetap gagah di usianya yang ke-47 tahun ini, menyatakan bahwa kini stok teh manis hangat dan macam-macam roti melimpah ruah di poskes. Saat ini telah ada 98 petugas paramedis yang siap memberikan pertolongan pertama kondisi darurat, yang tersebar dalam 27 poskes di beberapa stasiun. 

M.N.Fadhilah [Foto:JepretPotret]
M.N.Fadhilah [Foto:JepretPotret]
"Ada sebuah media yang menurunkan berita, 17 Stasiun bikin macet," lanjut Fadhila, mengemukakan 'kegalauannya'. Fadhila merasa tak tersinggung dan hanya ingin meluruskan apa yang dapat menyesatkan bagi yang membaca berita tersebut.

Memang sudah tugasnya KCI (dahulu KCJ - KRL Commuter Jabodetabek) membantu pemerintah, untuk mengangkut arus penumpang dalam kapasitas volume penumpang yang sangat besar. Nah ketika arus penumpang tiba di stasiun tujuan, apakah KCI yang harus dipersalahkan akibat melubernya penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi lainnya. [Mosok sih pihak stasiun yang harus menerima getahnya...]

Sudah seharusnya dinas terkait maupun stakeholders lain yang berkewajiban mengatur maupun mengintegrasikan moda transportasinya, agar masyarakat dapat terbantu untuk melanjutkan perjalanannya. Padahal pihak PT KCI bersama Kementerian Perhubungan, saat itu tengah menyiapkan 17 stasiun yang akan siap diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya. Namun berita yang keluar malah 17 stasiun yang bikin macet. 

Kalaupun memang pihak PT KCI yang harus 'dipersalahkan', apa iya PT KCI harus mengurangi frekuensi perjalanan KRL Tapi nanti ketika KRL berkurang frekuensi perjalanannya, terus angkutan jalan raya tak mampu menampung luberan penumpang. Kendaraan pribadi pun merajai jalanan kembali.Hayoo siapa yang mau disalahkan lagi? [piye iki, mosok KCI lagi KCI lagi, hehehe...]

M.N.Fadhila [Foto:JepretPotret]
M.N.Fadhila [Foto:JepretPotret]

Oh ya, pasti banyak yang belum ngeh kan bahwa PT KRL Commuter Jabodetabek (PT KCJ) telah berganti kulit. PT KCJ telah bertransformasi menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI). Seiring perluasan jangkauan layanan operasional yang hingga mencapai wilayah Cikarang Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Rangkasbitung di Propinsi Banten, maka sudah tak relevan lagi penggunaan terminologi 'Jabodetabek'. Maka sejak 20 September 2017 lalu, nama PT Commuter Jabodetabek (PT KCJ) telah resmi berubah menjadi PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI). 

Ini bukan sekadar berganti nama saja, tapi karena sang ayah KCI yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero memang telah menyiapkan berbagai penugasan yang lebih luas lagi kedepannya lho. Itulah beruntungnya PT KAI yang memiliki anak pintar plus dapat bekerja dengan cerdas seperti PT KCI yang mampu menjawab dan mengantisipasi tantangan kebutuhan pengguna moda transportasi berbasis rel bagi masyarakat urban. 




Wah pasti pada penasaran, seperti apa saja kinerja KCI di tahun 2017 lalu ya. Kalau lihat direksi, manajemen, hingga karyawan di tingkat pelaksana KCI, penampilannya sih keren dan kece banget. Tapi apa iya berbanding lurus dengan performa dan kinerjanya, hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun