Delapan puluh  tahun sudah negara ini Merdeka, mempertahankan peninggalan perjuangan pendiri bangsa. Mempertahankan kemenangan yang di capai dengan tangis,darah pengorbanan yang tidak bisa di Ganti dengan apapun. Delapan puluh tahun sudah negara ini terjaga dari penindasan serta penjajahan,80 tahun sudah kami menjadi pewaris kemerdekaan pewaris yang tidak pernah merasakan bagaimana sulitnya para pendiri bangsa dan pejuang menyatukan harapan.menyatukan mimpi mereka untuk tersenyum dalam kedamian tersenyum dalam rasa Syukur atas apa yang di berikan oleh tuhan terhadap negri ini dengan isinya yang sangat luar biasa kaya.
Dan  sebagai pewaris kami lalai akan tanggung jawab untuk mempertahankan negara ini, bertanggung jawab untuk menjaga senyum Bahagia pewaris ini, kami merasa terbuai dengan arus yang datang yang ternyata menyesatkan kami,Menyesatkan untuk saling menghancurkan menyesatkan untuk saling unggul menyesatkan untuk berani mengorbankan sesame anak bangsa dan lupa akan tanggung jawab kami terhadap negri ini.
Keterpurukan akan ulah kami sebagai pewaris membuat negri ini yang telah kokoh bertahan selama delapan puluh tahun kini terasa  rapuh , persatuan yang dulu menjadi kekuatan kini mulai runtuh.indonesia yang dulu menjadi kebanggan akan Sejarah hebatnya kini hilang dari setiap jati diri anak negri ini. Kami terjajah Kembali oleh bengis keserakahan oleh orang orang yang seharusnya menjaga,mempertaruhkan orang orang yang seharusnya menjadikan harapan kami menjadi kenyataan harapan bagi negara ini untuk bisa memakmurkan di setiap jengkal pewaris bangsa ini,pupus sudah hilang sudah harapan mimpi untuk mempertahankan dan menjaga negri ini. Jeritan orang orang yang kelaparan,tangisan orang orang yang kehilangan, teriakan orang orang yang memperjuangkan saat penjajahan dahulu, kini terdengar Kembali lantang. Delapan puluh tahun tonggak kemunduran
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI