Malang -- Di balik kesibukan para pedagang pasar tradisional, terselip aktivitas penting yang menggerakkan roda perekonomian rakyat: layanan keuangan mikro yang dilakukan secara langsung oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Melalui program magang di BRI Unit Blimbing, saya mendapat kesempatan langka untuk melihat dan terlibat langsung dalam proses ini---mendampingi Mantri melakukan kunjungan lapangan, menerima setoran tabungan dan deposito, sekaligus penagihan pinjaman kepada para pedagang Pasar Blimbing.
Sebagai salah satu unit kerja BRI yang aktif melayani pelaku UMKM di Kota Malang, BRI Unit Blimbing memiliki peran sentral dalam mendorong inklusi keuangan. Tidak hanya dari balik meja kantor, para petugas kredit mikro atau Mantri justru kerap turun langsung ke lapangan untuk menjangkau para pelaku usaha di pasar, kampung, dan sentra ekonomi rakyat. Di sinilah saya belajar bahwa layanan perbankan tidak selalu identik dengan ruang ber-AC dan computer, melainkan juga peluh, langkah kaki di lorong pasar, dan senyum kepercayaan dari nasabah
Setiap pagi yang kami lalui di Pasar Blimbing penuh warna. Mantri memulai dengan menyapa para pedagang yang telah menjadi nasabah tetap BRI. Saya mendampingi langsung proses pengambilan setoran---baik tabungan reguler maupun deposito berjangka. Proses dilakukan dengan pencatatan teliti, disertai pemberian slip setoran sebagai bukti resmi.
Namun, ada sisi lain dari aktivitas ini yang tak kalah penting: penagihan pinjaman. Banyak dari para pedagang tersebut merupakan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pinjaman mikro lainnya. Biasanya, begitu mantri datang, mereka sudah siap menyetor angsuran. Proses ini berlangsung cepat namun akrab. Bagi mereka, Mantri bukan hanya petugas bank, tapi juga mitra usaha yang dipercaya.
Saya ikut mencatat setoran pinjaman harian, mengonfirmasi data, dan belajar proses penyetoran manual hingga digital. Tantangan terbesar adalah memastikan ketelitian dan akurasi dalam setiap transaksi. Kesalahan sekecil apa pun bisa berdampak besar, apalagi transaksi dilakukan di tengah hiruk-pikuk pasar.
Dari pengalaman ini saya menyadari satu hal penting: kepercayaan adalah aset utama bank di lapangan. Nasabah menyetorkan uang tunai kepada Mantri bukan semata karena kewajiban, tapi karena mereka percaya dan merasa terbantu dengan sistem jemput bola ini. Kehadiran rutin Mantri di pasar juga menjadi bentuk nyata bahwa bank tidak hanya menagih, tetapi hadir dan mendukung pertumbuhan usaha kecil.
Lebih jauh, saya menyaksikan secara langsung bagaimana peran BRI begitu dekat dengan denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Dalam satu hari kunjungan, dana yang terkumpul dari setoran tabungan dan angsuran pinjaman bisa mencapai puluhan juta rupiah. semuanya berasal dari transaksi mikro yang dilakukan oleh para pedagang kecil yang gigih bekerja sejak pagi buta.
Sebagai mahasiswa yang mempelajari ekonomi dan keuangan di ruang kelas, pengalaman ini menjadi pelengkap yang tak ternilai. Saya tidak hanya belajar tentang produk-produk perbankan seperti KUR, Kupedes, BriGuna, Simpedes, Britama atau TabunganKu, tetapi juga menyelami sisi humanis dari dunia keuangan. Perbankan bukan sekadar angka, tetapi tentang relasi, kepercayaan, dan keberpihakan pada sektor riil.
Magang di BRI Unit Blimbing memberikan saya pemahaman utuh tentang pentingnya layanan keuangan yang inklusif. BRI tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga mengedukasi, membina, dan mendampingi pelaku UMKM agar dapat berkembang secara berkelanjutan.
