Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melanggar "Kempunan", Hati-hati Nyawa Jadi Taruhannya!

29 Maret 2021   15:29 Diperbarui: 26 April 2022   04:59 2618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seperti anak-anak di foto ini, penulis ketika masih kecil juga kerap nongkrong di tepian Sungai Kapuas | Foto diambil dari MenjadiHijau/Berryhehekaya

Seperti anak-anak di foto ini, penulis ketika masih kecil juga kerap nongkrong di tepian Sungai Kapuas | Foto diambil dari MenjadiHijau/Berryhehekaya
Seperti anak-anak di foto ini, penulis ketika masih kecil juga kerap nongkrong di tepian Sungai Kapuas | Foto diambil dari MenjadiHijau/Berryhehekaya

Pengalaman pribadi sebagai saksi kempunan

Untuk mempercayai kempunan sebenarnya tergantung kepada masing-masing orang. Penulis termasuk ke dalam mereka yang mempercayai kempunan, walaupun penulis juga menerapkan dan mempertimbangkan hal-hal lain juga.

Penulis pernah sekali melihat langsung efek dari kempunan ini, bukan sebagai pelanggar namun hanya menjadi seorang saksi saja. Beberapa tahun yang lalu, penulis bersama teman-teman saat itu sedang duduk ditepian Sungai Kapuas. 

Tempat duduk penulis saat itu dibuat dari kayu-kayu yang dipaku bersama dan diantar kayu tersebut terdapat lubang-lubang kecil. Saat itu air sungai sedang pasang, sehingga tepian sungai saat itu juga terendam dengan air sungai.

Seorang teman menawarkan cemilan kepada teman penulis yang lain. Namun ia menolak. Teman yang menawarkan tersebut berkata "Jangan ditolak, nanti kamu kena kempunan". Ia pun menjawab bahwa ia tidak percaya dengan kempunan. 

Selang beberapa menit, teman penulis mengalami musibah, di mana handphone yang sedang ia mainkan terjatuh kedalam lubang-lubang diantara kayu yang sedang kami duduk. Kami kemudian meminta pertolongan dan handphone tersebut berhasil diselamatkan walaupun dalam keadaan basah.

Jika Anda percaya dengan kempunan, jangan lupa juga mempertimbangkan hal-hal lain

Menurut penulis, kepercayaan akan kempunan berhubungan erat dengan perilaku tidak menolak tawaran orang lain karena rasa hormat dan sopan santun. 

Mungkin saja orang yang menawarkan Anda makanan sudah bersusah payah menyiapkan makanan tersebut namun Anda tolak mentah-mentah. Selain tidak menghormatinya, bisa saja penolakan tersebut dapat menyakiti dan menyinggung hatinya.

Namun terdapat kondisi dimana Anda juga harus mempertimbangkan hal lain, misalnya ditawari makanan oleh orang yang tidak kita kenal. Jika Anda bulat-bulat mempercayai kempunan, bukanlah tidak mungkin jika makanan tersebut sudah diberi obat-obatan berbahaya yang mengancam nyawa.

Menolak makanan juga tentu perlu mempertimbangkan hal lain, khususnya untuk mereka yang memiliki pantangan dan alergi. Bukannya mendapat musibah karena menolak tawaran makanan malah mendapat musibah karena alergi kambuh.

Jika memang harus menolak tawaran makanan dan minuman, pastikan memberikan penolakan dengan halus dan sopan. Jika Anda memiliki alasan tertentu, jelaskan dengan baik bahwa Anda tidak bisa menerima tawaran tersebut karena alasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun