Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menilik Kepentingan China di Balik Kudeta Myanmar

5 Februari 2021   14:15 Diperbarui: 6 Februari 2021   08:08 2443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden China Xi Jingping bersama Jenderal Myanmar Min Aung Hlaing di Nay Pyi Taw, Myanmar pada 18 Januari 2020 | Foto diambil dari Xinhua News

Bagaikan sahabat lama yang sekarang lebih sering menghabiskan waktu dengan teman barunya, China  melihat apabila hubungan Myanmar dengan Amerika Serikat akan semakin lengket maka akan menjadi sebuah ancaman. Aung San Suu Kyi yang terus mendapatkan dukungan dari masyarakat yang rindu akan demokrasi mulai membuat militer Myanmar kewalahan. Ditambah dengan Amerika Serikat yang terus "menganggu" anggota militer Myanmar dengan serangkaian sanski ekonomi perorangan. 

Bagaikan peribahasa “musuh dari musuhku adalah temanku”, hubungan ketiga negara (termasuk militer vs demokrasi di dalam Myanmar) ini kusut terikat beserta kepentingannya masing-masing. Hanya menunggu waktu saja, apakah China bersama Rusia akan menyetujui pernyataan PBB atau justru kembali menggunakan hak vetonya seperti pada tahun 2007 dan 2017. 

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5,dan 6

Baca juga: Mengapa Kudeta Kerap Terjadi di Myanmar dan Thailand?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun