Mohon tunggu...
Jemmima Averina
Jemmima Averina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unversitas Atma Jaya Yogyakarta

Don't Wish For it, Work For It !!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K-Drama "Vincenzo" adalah Contoh Budaya Populer

23 Maret 2021   12:28 Diperbarui: 23 Maret 2021   12:50 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: id.berita.yahoo.com/

BUDAYA POPULER
Kita semua mungkin tahu banyak sekali budaya yang sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan seluruh masyarakat. Budaya itu sendiri dapat kita pahami sebagai sesuatu pandangan hidup yang dimiliki oleh masyarakat atau kelompok tertentu. Dari budaya-budaya yang ada ini, tentu saja terdapat budaya yang dijadikan sebagai sebuah budaya utama atau budaya yang banyak disukai oleh banyak orang secara luas. Budaya yang banyak diminati itu sendiri dapat kita pahami sebagai sebuah Budaya Populer atau 'Pop Culture'.

Budaya populer ini sendiri sebenarnya juga dapat kita pahami sebagai sebuah budaya massa atau budaya yang berasal dari masyarakat di mana, dalam budaya populer ini sendiri memang merupakan budaya yang berasal dari rakyat dan juga akan kembali ke rakyat. Budaya Populer memiliki beberapa karakteristik yaitu (Misbah, 2013):
a. Relativisme          k . Penyeragaman Rasa
b. Pragmatisme      l.   Budaya Hiburan
c. Sekularisme        m. Konsumerisme
d. Hedonisme          n.  Budaya Instan
e. Materialisme      o.  Budaya Massa
f. Popularitas          p.  Budaya Visual
g. Kontemporer     q.  Budaya Ikon
h. Kedangkalan      r.  Budaya Gaya
i. Hybrid                     s.  Hiperealitas
j. Hilangnya batasan-batasan

Salah satu contoh dari budaya populer sebagai budaya hiburan adalah K-Drama. Tentu saja, Movie Series dari negara Korea ini sekarang sudah menjadi sesuatu yang banyak orang tahu dan juga meminati. Sebagai sebuah budaya populer, Drama Korea tentu saja sudah menjadi sebuah hiburan yang diminati oleh masyarakat banyak karena budaya populer itu sendiri dapat diakses oleh siapa saja.

Salah satu K-Drama yang penayangannya masih berlanjut dan banyak ditunggu saat ini adalah drama yang dimainkan oleh aktor yang sangat terkenal dengan wajahnya sangat tampan yaitu Song Joong Ki dengan judul VINCENZO. Sebagai salah satu contoh budaya populer atau Pop Culture, K-Drama yang berjudul VINCENZO ini kita bisa melihat bagaimana sebuah budaya itu bisa memunculkan adanya subculture dan juga politik identitas.

SUBCULTURE
Subkultur merupakan sebuah pandangan budaya yang muncul karena sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu yang berlawanan dengan budaya dominan. Subkultur terkadang juga dianggap sebagai salah satu budaya yang menyimpang. Budaya yang termasuk subkultur tersebut itu sulit diterima oleh masyarakat tertentu. Orang-orang yang memiliki sebuah pemikiran, ataupun perjuangan yang sama terhadap sebuah hal.

Salah satu contoh subkultur yang terlihat dari K-Drama Vincenzo ini adalah dimana pada, tokoh yang bernama Vincenzo Cassano harus berpura-pura menjadi seseorang yang menjadi bagian dari LGBTQ. LGBTQ merupakan sebuah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer. Komunitas ini merupakan komunitas yang juga bisa dilihat sebagai subkultur karena komunitas ini masih dianggap sebagai budaya yang muncul berlawanan dari budaya dominan dan juga dianggap menyimpang oleh sebagian masyarakat sehingga sulit untuk diterima.

Dari K-Drama itu sendiri dapat dilihat subkultur ini muncul pada episode delapan yang menunjukkan dimana Vincenzo harus berpura-pura menjadi seorang Gay untuk mendekati seorang pemimpin Bank yang juga Gay bernama Hwang Min-Seong. Sebagai seseorang yang minoritas dan masih susah diterima oleh masyarakat, membuat Hwang Min-Seong harus menutupi identitasnya di depan masyarakat. Hal ini dilakukan agar sebagai seorang pemimpin dapat terlihat memiliki kharisma dan juga membangun citra diri yang baik.

Sumber: jurnalmedan.pikiran-rakyat.com
Sumber: jurnalmedan.pikiran-rakyat.com
POLITIK IDENTITAS
Masih terlihat dari episode yang sama, K-Drama ini menunjukkan juga bagaimana sebuah identitas itu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Terlihat dari bagaimana Vincenzo menyamar dan juga mendekati Hwang Min-Seong sebagai pemimpin Bank yang terlibat sebuah perjanjian dengan sebuah grup yang dilawan oleh Vincenzo dan teman pengacaranya karena berbagai masalah.

Dengan mendekati Hwang Min-Seong, Vincenzo mengharapkan untuk mendapatkan sebuah keuntungan tersendiri yaitu dapat menghancurkan perusahaan yang ia lawan dengan memanfaatkan kedekatan dan ketertarikan Hwang Min-Seong dengan Vincenzo. Seperti makna dari politik identitas itu sendiri, bahwa dimana identitas itu dimanfaatkan untuk mendapatkan suatu kepentingan tertentu.

Sebagai salah satu budaya populer yang hanya sebagai hiburan, salah satu K-Drama ini dapat menjadi sebuah contoh yang menunjukkan bagaimana sebuah budaya populer dapat memunculkan adanya budaya yang menyimpang atau subkultur dan juga dapat menunjukkan bahwa sebuah identitas itu dapat membawa sebuah keuntungan juga bagi pihak tertentu.

DAFTAR PUSTAKA:

Buchari, S. A. (2014). Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Ryan, M., Ingram, B. dan Musiol, H. (2010). Cultural Studies: A Practical Introduction. West Sussex: Wiley-Blackwell

Storey, J. (2015). Cultural theory and popular culture: an introduction (7th ed.). Oxon: Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun